Nasibku bener-bener lagi apes. Setelah gagal berlibur di Bandung, aku melakukan kesalahan besar yang nggak aku sengaja. Kamera Abah yang dititipkan ke aku -yang berisi foto-foto acara akad nikah Mas Nabil di Bandung, foto cheesecake dari mbak Ienas, foto sama saudara-saudara- hilang. Dan hilangnya sesaat sebelum kami berangkat ke resepsinya mas Nabil.
Ceritanya, setelah selesai dandan, aku & Ibuk menunggu rombongan yang lain di lobby hotel. Aku duduk di sofa sambil memangku tas yang didalamnya ada kamera. Aku buka tas hanya untuk ngambil handphone. Posisi tas masih ada di pangkuanku. Begitu selesai baca sms, rombongan yang ditunggu datang. Aku langsung berdiri dan menuju mobil. Aku nggak merasa ada sesuatu yang jatuh. Pas udah mau nyampe gedung resepsi, Abah nanya; “kameraku mbok gowo kan al?”. aku dengan mantapnya menjawab; “Nggih Bah!”
Langsung aku buka tasku untuk nyari kamera. Tapi alangkah kagetnya, aku rogoh2 tasku tapi nggak nemu kameranya. Langsung tak keluarin semua isi tasku –aku bawa tas besar yang didalamnya berisi hp, parfum, dompet, kerudung, tas pinggang Abah- tapi kamera itu tetep nggak ada. Panik lah aku!! Tapi aku nggak langsung matur ke Abah kalo kameranya nggak ada. Pas udah nyampe gedung, Abah langsung turun dan langsung masuk ke dalam gedung. Aku sama dek Ova balik lagi ke hotel untuk nyari kamera. Nyampe di hotel lagi, aku langsung masuk kamar. Tas bajuku tak obrak-abrik, lemari aku cek berulang-ulang. Tetep nggak ada. Aku turun ke lobby, nanya ke bagian resepsionis, apa ada yang nemu kamera? Mereka bilang nggak ada. Aku naik lagi ke kamar dan mulai mencari-cari tapi hasilnya nihil. Pas lagi nyari hpku bunyi. Mbak Nada nelpon nyuruh aku segera balik ke tempat resepsi. Aku bilang kamera belum ketemu sambil nangis. Dandananku jadi berantakan kena airmata. Setelah bener-bener nggak ketemu, aku turun lagi. Aku nyari di sofa yang aku duduki tadi. Sofa kosong, orang yang duduk di sofa itu aku tanya juga. Tapi dia nggak liat ada kamera. Aku udah hopeless. Sebelum keluar hotel aku samperin resepsionisnya lagi dan bilang kalo ada yang nemu tolong aku dikabari. Di mobil dalam perjalanan ke tempat resepsi, pikiranku nggak karu-karuan. Takut, sedih, nyesel, pokoknya campur aduk. Selama acara, aku lebih banyak diam. Aku nggak bisa menikmati pesta. Segala macam hidangan yang tampaknya maknyuss, nggak mengundang selera. Nafsu makanku bener-bener hilang. Aku juga jadi males untuk ngobrol-ngobrol atau sekedar berbasa-basi dengan sodara-sodaraku. Aku juga takut banget ketemu Abah. Aku pasti bikin Abah kecewa.
Pas mau pulang, Abah tiba-tiba nanya; “kamerane ilang ya?”. Aku Cuma bisa jawab iya dan minta maaf. Dalam perjalanan pulang, aku ditanya kronologi kejadian ilangnya kamera. Aku jelasin semua ke Abah. Setelah mendengar penjelasanku, Abah bilang “ya nanti beli lagi…”. Begitu denger Abah ngendiko begitu, hatiku malah miris. Ya Allah…, Abahku baik banget. Aku jadi pengen nangis.
Sampai hotel, aku pesen lagi ke resepsionisnya. Barangkali ada yang menemukan kamera, nggak apa-apa lah kameranya diambil, yang penting foto-fotonya dibalikin. Di kamar, aku masih berusaha keras mengingat dimana kiranya kamera Abah berada. Aku yakin seyakin-yakinnya, kalo kamera itu ada di tasku dan aku nggak ngerasa ada yang jatuh pas aku berdiri. Aku mohon-mohon pada Tuhan, minta agar orang yang menemukan kamera terbuka hatinya untuk mengembalikan kepada kami. (Tuhan mendengar permohonanku, tapi orang yang nemu kamera ternyata nggak terbuka hatinya karena sampai detik ini, kamera itu tetap nggak ada kabarnya lagi.)
Saking nyeselnya, aku sampai demam. Kepalaku pusing, badanku panas. Aku masih nggak bisa ikhlas. Aku masih terus bertanya “Kenapa?”.
Selain merasa bersalah sekali kepada Abah, aku juga merasa bersalah kepada mbak-mbakku. Mbak Ienas yang pesen foto cheesecakenya & mbak Udloh yang pesen foto-foto nikahannya Mas Nabil. Dalam tulisan ini juga, sekali lagi aku minta maaf sebesar-besarnya karena telah menghilangkan kamera yang berisi banyak kenangan berharga. Aku nyesel banget….. maafkan aku ya…..
Walaupun kelihatannya nggak mungkin, tapi siapa tau orang yang menemukan kamera ikut baca tulisan ini, aku mohon dengan sangat foto-fotonya dikembalikan. Kamera boleh diambil tapi foto-fotonya jangan. Pleaseeee…… T_T