Kamis, 11 September 2008

JIHAD

Ada seorang pemuda yang datang kepada Rasulullah untuk meminta ijin mengikuti peperangan.

Oleh Rasulullah, pemuda tersebut ditanya; "Apakah kedua orangtuamu masih hidup?".
"masih" jawab pemuda tersebut.
"Curahkan tenaga dan pikiranmu untuk berbakti kepada kedua orangtuamu, disitulah perjuanganmu".

(hadis dari Abdullah bin Umar, dalam kitab Mukhtasor Ibnu Abi Jamrah)

SHODAQOH

Selain dengan uang, ada banyak cara untuk bershodaqoh.
Dalam salah satu hadis disebutkan beberapa 'bentuk lain' dari shodaqoh.
"membantu membawakan barang-barang milik orang lain, itu shodaqoh. Kalimah thoyyibah, itu shodaqoh. Melangkahkan kaki menuju tempat sholat, itu shodaqoh. Menyingkirkan sesuatu dari jalan, itu juga shodaqoh".
Jadi shodaqoh tidak hanya bisa dilakukan oleh orang 'beruang' saja kan? :)

Rabu, 10 September 2008

Acara Sahur yang Makin Menjemukan

Sejak beberapa tahun terakhir, tepatnya -kalo tidak salah- sejak Handphone mulai menjadi barang wajib setiap manusia di Indonesia, acara sahur di televisi makin nggak bermutu. Isinya komedi ‘kasar’ dan kuis yang amat sangat menggilanikan orang.
Nggak ada yang bisa diambil dari tayangan tersebut kecuali uang, tentu saja bagi yang mengirim sms dan bagi yang lagi beruntung. Hehe…
Pertanyaan kuisnya pun sungguh memprihatinkan. Kayak gini nih…
Kucing apa yang kuno?
a.    Kucing Garong
b.    Kucinggalan Jaman
Jiaus banget nggak sihh??!! Kalo nggak gitu ya disuruh menebak gerakan. Misalnya nih: Adul disuruh pura-pura batuk, terus pertanyaannya:
Apa yang sedang dilakukan Adul?
a.    Adul batuk
b.    Adul pilek
c.    Adul muntah-muntah
Boowww…… nggak penting banget ya pertanyaannya? Dikiranya pemirsa TV itu bodoh-bodoh apa?
Tentang hal ini, ada artikel menarik di Kompas hari Minggu kemarin. Di akhir tulisan, si penulis menuliskan “kalau merasa cukup cerdas untuk menjawab pertanyaan macam itu, Anda bisa mencoba ikut kuis tersebut. Lumayan, hadiahnya Rp 1,5 juta”. Hehehe…
Aku jadi inget kuis sahur jaman dulu. Pertanyaannya sangat mencerdaskan pemirsa dan bukan malah membodohi pemirsa.
Contoh pertanyaan kuis jadul seperti ini:
Sebutkan huruf-huruf hijaiyah yang termasuk dalam kelompok huruf Qomariyah.
Aku ingat betul pertanyaan tsb karena waktu itu aku berusaha keras menelpon untuk ikut menjawab. Sayangnya aku nggak beruntung. Susah sekali ‘menembus’ telponnya. Hihihi… (Waktu itu belum ada SMS, jadi yang mau ikut kuis mesti telpon ke TV-nya)
Sering juga pertanyaannya seputar ayat-ayat Al-Quran. Jadi pemirsa mau nggak mau mesti buka Al-Quran dulu untuk menjawab kuisnya. Kalo soal beginian, Abah yang bisa jawab. Aku yang bagian nelpon aja. Tapi entah mengapa, nggak pernah sekalipun bisa ikut berhasil ikut kuis. Hehehe….
Justru Mbak Ienas –yang waktu itu sudah tinggal di Jakarta- yang berhasil ikut kuis dan mendapatkan hadiah. Hadiahnya bukan uang tapi jelly berkardus-kardus. Maklum sponsor kuisnya ya Jelly itu.
Walapun hadiahnya ‘cuma’ jelly tapi kami senengnya minta ampun. Apalagi pas barangnya datang –sama Mbak Ienas dialamatkan Rembang-, wahhh… langsung heboh!!
Tapi aku lupa, waktu itu Mbak Ienas berhasil menjawab pertanyaan apa. Yang inget cuma hadiahnya aja. Hehehe…
Membandingkan kuis dulu dengan sekarang, aku jadi merasa kalo kita mengalami kemunduran. Bahasa kerennya, kembali ke ‘dark age’. ( Hehehe.. apaan sih al?? )
Tanya Kenapa? Jawabannya: Ya.. tentu saja karena UANG!!! Apalagiiii??!!! :)
Yang tak kalah memprihatinkan, acara komedinya. OH, MY, GOD!!!
Apa sih istilahnya? Slapstick bukan ya? yah.. pokoknya yang begitu-begitu itu lah.  Untungnya sekarang nggak ada banci-banciannya. Tahun-tahun kemarin kan dieksploitasi banget tuh banci.
Kapan hari pas lagi gonta-ganti channel –aku nggak pernah ‘istiqomah’ kalo nonton tv- nggak sengaja aku liat disalah satu tv swasta, ada salah satu pengisi acara sahur yang duduk disofa dikelilingi cewek-cewek ber-rok mini dan tangan si pengisi acara sahur itu asyik memeluk cewek-cewek disekelilingnya. Nggak tau ceritanya itu lagi apa. Wong nggak liat dari awal. Abis itu juga langsung ku pindah channelnya. Jijay sih!!
Oke, maksudnya sih ngelucui tapi mbok ya liat-liat waktunya dong...
Sebelas bulan sudah ‘bervulgar-vulgar’ ria di tv, apa salahnya sih menahan diri dulu? Cuma sebulan ini….
Kayaknya sekarang sama aja. Mau Ramadahan, mau nggak Ramadhan, nggak ada bedanya! Suedikit sekali acara tv yang benar-benar menghormati bulan Ramadhan. Mengenaskan ya selera orang Indonesia??
Kalau tahun kemarin masih ada acara sahur yang bisa kulihat, sekarang sama sekali nggak ada. Tahun kemarin ada sinetronnya Deddy Mizwar, Para Pencari Tuhan. Ceritanya bagus dan lucu. Menghibur lah pokoknya. Tahun ini ada sih lanjutannya, Para pencari Tuhan 2, tapi sayang terlalu banyak iklan yang justru mengganggu sinetron itu sendiri. Jadi males nontonnya.
Aku langsung ilfil sama sinetron itu, gara-gara liat disalah satu episode, diceritakan beberapa orang kampung yang miskin mendatangi rumah Pak Jalal yang kaya tapi sombong. Salah satu yang mendatangi Pak Jalal itu, ada pak RT kampung tsb. Selama mertamu pak RT-nya hoak hoek terus menandakan kalo dia masuk angin. Terus si empunya rumah menyuruh pembantunya mengambilkan minuman plus obat masuk angin. Begitu si pembantu keluar, lalu di close up-lah obat masuk angin yang menjadi salah satu sponsor sinetron tsb.
Aduh.. duh… mencolok sekali. Apa bedanya dengan iklan kalo begini? Belum lagi iklan yang senantiasa muncul di layar kaca selama sinetron berlangsung :)
Eman-eman lho sakjane. Pemain bagus, cerita bagus, tapi gara-gara sponsor yang ‘ngotot’ tampil, sinetron itu malah jadi ‘ternoda’. Ah…
Aku yang dulu betah berlama-lama didepan tv, sekarang paling cuma beberapa menit aja bisa betah. Mungkin memang aku nggak dibolehkan berlama-lama nonton tv. Biar puasanya khusyuk kali ya? hehehe…..


Semut-semut kecil

Semalam ketika aku sedang duduk dibalkon atas, tanpa sengaja mataku melihat pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja, tapi entah kenapa malam itu menjadi istimewa untukku.
Aku melihat serombongan semut kecil hilir mudik di tembok. Awalnya hanya kulihat sambil lalu saja. Tapi karena penasaran dan memang dasarnya lagi kurang kerjaan, aku beranjak mendekati dan mengamati dengan seksama binatang-binatang kecil tersebut.
aku takjub ketika menyadari kalo semut-semut itu selalu berhenti jika bertemu dengan temannya yang datang dari arah berlawanan.
Ada satu semut yang aku amati terus sampai dia menghilang dari pandanganku. Subhanallah…, semut itu bener-bener selalu berhenti kalo ketemu semut lain lho!! WOow!!!
aku jadi ingin tau apa kira-kira yang mereka lakukan. Just say hello, bersalaman atau saling menanyakan kabar masing-masing ya? Apa mereka nggak capek ya selalu berhenti tiap berapa detik untuk bersalaman dengan temannya..
Ah… semut-semut itu membuatku malu. Mereka yang tidak berakal saja begitu ikhlas ‘menjaga silaturrahmi’ dengan sesama semut, walaupun silaturrahmi itu hanya berlangsung dalam waktu kurang dari satu detik –menurut itunganku nih.
Sedangkan manusia yang jelas-jelas diberi akal oleh Tuhan, banyak yang menghindari silaturrahmi bahkan ada yang memutuskan silaturrahmi dengan saudaranya sendiri.
Kadang-kadang jika bertemu kawan lama atau kenalan di jalan, aku pura-pura nggak ngelihat hanya karena malas berbasa-basi. Bahkan hanya sekedar tersenyum pun aku enggan. Ah…. Buruk sekali sikapku.
Bukan untuk membela diri ya, tapi ada beberapa orang yang omongannya sering nggak mengenakkan hati. Maksudnya mungkin bercanda tetapi tetep saja nggak enak didengar telingaku dan dirasakan oleh hatiku
Itulah mengapa aku memilih berpura-pura nggak ngelihat atau pura-pura nggak tau ketika bertemu dengan mereka.
Tapi aku menyadari, apapun alasanku, itu tetap tidak bisa membenarkan sikapku. Ah… maafkan aku Tuhan…
aku ingin sekali meniru Rasulullah yang selalu menjaga silaturrahmi. (Dalam pengajian pasanan yang sudah berjalan 10 hari, aku berkali-kali ‘ketemu’ hadis yang menjelaskan tentang ini. Mungkinkah ini ‘teguran’ untukku?)
aku ingin seperti Rasulullah yang tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan, yang selalu berbuat baik kepada siapapun -Duh… jadi inget PYSM deh! :)
Memang tidak mudah melakukan hal-hal tsb, apalagi untuk orang sepertiku. Tapi aku yakin, jika ada niat kuat, aku pasti bisa. Rasulullah kan tidak mengajarkan hal-hal yang susah. Semuanya gampang dan mudah untuk dilakukan. Tergantung kita mau atau tidak. Dan aku ingin termasuk orang yang ‘mau’. Ya Allah, kuatkanlah aku selalu…
Tak kusangka, dari hal kecil aku bisa mendapatkan sesuatu yang ‘besar’. Aku bersyukur sekali karena semalam kurang kerjaan mengamati semut-semut kecil di tembok balkon. Terimakasih ya Allah.
Terimakasih juga untuk semut-semut kecil yang ikut ‘berpartisipasi’ membuka mataku dan menyadarkanku… :)

Kamis, 04 September 2008

MFM#19: ES AGAR LECI


Description:
Salah satu yang kusuka dari bulan puasa adalah: menu minuman yang pasti nggak pernah ada di bulan-bulan biasa. hehehe...
biasanya abis makan minumnya ya air putih. Tapi khusus di bulan puasa, kami punya menu minuman istimewa.
hari pertama kemarin, es cincau. hari kedua, es cendol. Nah hari ketiga, aku pengen nyobain resep yang sudah beberapa tahun yang lalu ada di kumpulan resepku tapi belum pernah ku praktekkan sama sekali. hehehe..


Ingredients:
- 1 kaleng buah leci
- 200 gr sari kelapa
- 500 ml santan dari 1 butir kelapa
- 100 ml sirup merah

Puding:
- 1 bungkus agar-agar bubuk warna merah
- 500 ml air
- 100 gr gula pasir
- ½ sdt vanili bubuk
- Es batu secukupnya



Directions:
1. Buat Puding: rebus agar-agar bersama air dan gula pasir sampai mendidih. Tambahkan vanili bubuk, masak sebentar, angkat. Dinginkan.
2. Setelah mengeras, poting dadu kecil
3. Siapkan gelas, isi dengan potongan pudding, leci, sirup merah, sari kelapa dan santan. Tambahkan es batu secukupnya. Sajikan segera.

es leci

Puding Susu Coklat Putih


Description:
Ceritanya nih aku lagi semangat ngumpulin resep makanan. kemarin abis ngubek-ngubek koleksi resepnya Bulik Iah. Lumayan banyak resep yang kucatat. aku hanya mau mencatat resep yang aku rasa aku bisa membuatnya dan bahan-bahannya mudah didapat.
setelah kupilih-pilih, akhirnya aku memutuskan untuk membuat puding susu coklat putih ini. bahan dan peralatan aku sendiri yang nyiapin. nggak dibantu sapa-sapa lho. eh dibantuin Samih dikit ding! Samih yang bagian ngambilin cetakan pudingnya sekaligus mencucinya. hehehe...
pas masaknya juga aku sendiri ditemani Samih yang nggak sabar pengen segera makan pudingnya :)
Pas udah jadi, hasilnya kok agak atos ya? nggak tau kenapa. tapi tetep enak kok. hahaha....
(Sebenernya aku pengen mengikutsertakan resep ini ke MFM. Kebetulan kan pas sama tema bulan ini. tapi pas baca langkah2 untuk ikut MFM, aku udah drop duluan. Ribettttt...
Selain ribet, aku juga nggak PD. Soalnya hasil jepretanku jelek dan pudingnya pun puding biasa ajah! hehehe...)



Ingredients:
Bahan I :
- 100 ml susu kental manis putih
- 150 ml air
- 4 gram agar-agar bubuk putih

Bahan II :
- 100 ml susu kental manis coklat
- 200 ml air
- 4 gram agar-agar bubuk coklat (waktu ngetik resep ini, aku baru sadar kalo kemarin pas bikin pudingnya aku nggak pake agar2 coklat tapi agar2 putih. hehehe)



Directions:
1. Lapisan I : Campur agar-agar,susu dan air, masak diatas api kecil hingga mendidih. Tuang dalam cetakan. Diamkan hingga mengeras.
2. Lapisan II : Campur agar-agar, susu dan air, masak diatas api kecil hingga mendidih. Tuangkan adonan diatas lapisan I. diamkan hingga mengeras.
3. Sajikan