Rabu, 27 Februari 2008

Panik..

Semalam –sekitar jam 1 dini hari- tiba-tiba si Ravi honda-honda. Untung waktu itu aku belum tidur, jadi bisa langsung nolongin dia. aku panik banget! soalnya sebelum tidur dia masih main-main seperti biasa. Nggak panas nggak apa. aku naik ke kamarnya Abah, ternyata Abah Ibuk udah sare. Mbak Iey juga udah tidur. Gimana nih?! Akhirnya, aku olesin aja tubuhnya pake minyak telon. Terus tak isik-isik sambil tak bacain shalawat. Alhamdulillah bisa tidur lagi. aku juga ikutan tidur. Tiba-tiba sekitar jam setengah 4 pagi, Ravi honda-honda lagi. dengan nyawa yang belum sepenuhnya nempel, aku ajak dia ke kamar mandi untuk bersihin badannya. Abis itu, aku kasih minyak telon lagi. kipas angin aku matikan. Aku berkesimpulan dia masuk angin. Awalnya dia susah tidur karena nggak pake kipas angin –Ravi dan semua ponakanku nggak bisa ‘hidup’ tanpa kipas angin. Tapi lama-lama tidur juga. Karena sebagian kasur kena honda-hondanya, aku pindah ke kasur sebelahnya. Ravi aku biarkan tidur sendirian. Sekitar jam 6 pagi, aku ngerasa ada yang manggil-manggil aku. “Mbak Aal.. Mbak Aal…”. Aku pikir cuma mimpi. Tapi ternyata enggak. Pas akhirnya aku bisa melek, aku liat di kasur sebelah Ravi udah dalam posisi duduk dan mukanya pucat. Ternyata dia honda-honda lagi!! aku langsung melek semelek-meleknya.

Dengan agak maksa, aku ajak dia mandi. sebenarnya ya nggak tega. Tapi badannya kena semua je. Untungnya dia mau. Saking lemesnya, Ravi nggak kuat berdiri. Jadi dia mandinya jongkok.

Abis mandi, aku tanya mau ke dokter nggak? Dia bilang mau. Pas aku tanya “mau naik becak apa dibonceng mbak aal naik motor?”. Dia bilang “naik becak”. Aku udah siap manggil becak tapi Ibuk -yang ada di deket Ravi- bilang “boncengke motor lak wis. Ben cepet”. Karena ada ‘restu’ dari Ibuk, aku tawari lagi si Ravi. “naik motor aja ya?”. dia bilang iya.

Ya udah, akhirnya kami berangkat ke dokter naik motor. Sampai di tempat dokternya, ternyata udah ada banyak pasien lainnya. Pas antri, Ravi udah mulai BT gitu. “kok lama mbak?” “Kok nggak masuk-masuk mbak?”. Beberapa kali dia terlihat pengen honda-honda lagi. Bodohnya, aku lupa bawa plastik! Aku cuma bisa berdoa moga-moga Ravi nggak muntah. Alhamdulillah… doaku terkabul. Thanx GOD….

Pas akhirnya masuk ruang periksa, aku liat Ravi senyam-senyum.

Oalah, anak ini… Lagi sakit, liat dokter cantik juga masih bisa ‘tebar pesona’. Ck..ck..ck..

Dokter bilang, Perutnya Ravi memang lagi ada sedikit masalah. Kemungkinan mau diare. Untuk sementara nggak boleh minum susu dulu, nggak boleh makan jajan yang ‘ringan-ringan’ dulu. Syukurlah sakitnya bukan sakit yang berat.

Sampai dirumah dia udah mulai ceriwis lagi. cerita-cerita kayak gitu. Setelah minum obat dan makan, dia tidur. Mungkin pengaruh obatnya. Alhamdulillah yang dimakan nggak keluar lagi. mudah-mudahan besok udah sehat lagi. dia udah nggak sabar pengen main stik-stikan lagi. untuk sementara memang aku larang dia main stik-stikan. Lha kalo udah pegang stik pasti trus jingkrak-jingkrak nggak karu-karuan. Loncat sana, loncat sini.

Untungnya, Ravi manut banget. dia juga nggak rewel blas..

Selasa, 26 Februari 2008

CANTIK

“ada seorang wanita yang sudah berkomitmen dengan kekasihnya tapi kemudian sang kekasih harus pergi untuk menuntut ilmu di negara lain. Sebelum pergi, wanita itu dan kekasihnya bertukar kalung sebagai tanda ‘ikatan’. Setelah beberapa tahun, kekasih wanita itu ‘pulang kampung’ tapi dia bersama wanita lain yang lebih putih dan lebih ‘kinclong’ dari wanita itu.

Melihatnya bersama wanita lain, tentu saja wanita itu terluka.Wanita itu lalu mengambil kesimpulan kalo dia berpaling ke wanita lain karena wajahnya yang nggak mulus. Akhirnya wanita itu  melakukan sesuatu untuk memutihkan dan memuluskan wajahnya. Selama semingguwanita itu selalu ketemu dengan mantan kekasihnya. Pada hari ketujuh wajah wanita itu benar-benar sudah mulus. Si mantan kekasih  melihatnya dan berusaha untuk mendapatkannya lagi. tapi terlambat. Pada hari ke tujuh wanita itu sudah siap berangkat ke luar negeri. Si mantan kekasih mengejarnya dan berhasil menemuinya. Wanita itu langsung pergi meninggalkan mantan kekasihnya tapi laki-laki itu  mengejarnya dan berhasil meraih tangannya. Ketika wanita itu menepis tangan mantan kekasihnya, tanpa sengaja wanita itu menyentuh sesuatu di leher si mantan kekasih. Ternyata mantan kekasihnya  memakai kalung tanda ‘ikatan’ itu. Begitu melihat kalung tersebut, wanita itu langsung luluh dan kembali ke pelukan mantan kekasihnya lagi. Akhir cerita, akhirnya mereka berdua menikah.”

 

Pertanyaannya: jika kamu menjadi wanita itu, apakah kamu juga akan melakukan hal yang sama dengannya? Apakah kamu juga akan segampang itu kembali ke pelukan laki-laki yang telah mengkhianatimu?

Bagaimana jika di kemudian hari ada lagi wanita yang lebih putih, lebih mulus dan lebih kinclong dari kamu? apa yang akan kamu lakukan untuk membuat kekasihmu tidak meninggalkanmu lagi? apakah kamu akan melakukan operasi plastik?

 

Menurutku, wanita itu cantik tapi tidak cukup cerdas. Kalo dia benar-benar menghargai dirinya sendiri, dia tentu tidak akan segampang itu menerima laki-laki yang telah berpaling ke wanita lain hanya karena dia memiliki wajah yang kurang mulus. Kalo laki-laki itu benar-benar tulus mencintainya, dia tentu tidak akan mempermasalahkan kulit wajah yang kurang putih atau kurang mulus. Toh nanti tuanya juga akan keriput.

 

Kenapa ya kulit putih mulus masih dianggap segala-galanya? Ada yang pernah bilang “Putih itu cantik, Nggak putih juga cantik”. Aku setuju banget itu!! Jujur saja, aku dulu juga mendambakan punya kulit putih tapi mau usaha seperti apapun kalo kulit aslinya nggak putih ya selamanya akan kayak gitu. Kecuali kalo mau suntik pigmen kayak Michael Jackson. Hehehe… amit-amit deh…

makanya aku sebel kalo wanita-wanita yang kulitnya nggak putih selalu “dipinggirkan”. Liat aja di tv-tv. selalu yang jadi “pemenang” adalah mereka yang berkulit putih. Memangnya kalo nggak putih nggak bisa mendapatkan cowok cakep? nggak bisa dapat jabatan bagus? nggak bisa jadi model? Nggak juga kan???

jadi, untuk para wanita yang nggak berkulit putih jangan minder ya! jangan merasa kalah. Jangan merasa nggak diterima. Jangan merasa nggak cantik.

Apapun warnanya; mau putih, kuning, coklat, item, asalkan hati kamu bersih, yakinlah, kecantikan akan terpancar di wajahmu.. ^_^

 

 

 

Sabtu, 16 Februari 2008

HARD BALL

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Aku pertama kali liat film ini pas di perjalanan ke Jakarta naik kereta api beberapa tahun yang lalu. walaupun nontonnya jarak jauh tapi aku menikmati sekali film ini. Sampai nangis-nangis.
Film ini dibintangi oleh Mas Nunu alias Keanu Reeves dan Diane Lane. Ceritanya tentang seorang maniak judi yang terpaksa jadi pelatih baseball demi mendapatkan uang untuk membayar utang-utangnya. Awalnya Conor O'Neill (Keanu Reeves) stres berat karena anak-anak yang harus dilatih itu anak-anak ‘pinggiran’ yang susah bersikap optimis. Tapi lama kelamaan dia bisa dekat dengan anak-anak itu.
Di film ini ada adegan-adegan yang lumayan ‘keras’. Perkelahian antar gangster gitu deh. tapi nggak banyak kok.
Yang bikin aku nangis pas Baby-G –anggota tim yang paling muda yang sebenarnya belum boleh main karena masih dibawah umur- terkena peluru nyasar para gangster itu. Kasian banget…
Aku nangis lagi pas O'Neill memberikan kesaksiannya di pemakaman Baby-G. Huhuhuhuhu…… sedih banggett!!
Ending film ini memang udah bisa ditebak. ‘From Nothing to Something’ gitu deh. Eh, bener nggak ya istilahnya gitu? Hehehe….
Tapi biarpun udah bisa ditebak endingnya, film ini tetep enak ditonton kok. Aku udah beberapa kali nonton –setelah nonton di KA itu lalu nyewa di rental, trus nonton diTV dan akhirnya beli DVD-nya- tapi selalu aja nangis pas dibagian Baby-G. Hiks….

gambar diambil dari sini

Jumat, 15 Februari 2008

ALMAS, INTAN, DIAMOND, SOULS

Dalam bahasa Arab, ALMAS artinya Intan. Jujur saja, dulu aku sebel dengan namaku yang super pendek ini. Sebelnya lagi, banyak yang manggil aku “Mas”. Orang Indonesia seringnya kan manggil orang dari suku kata yang terakhir. Karena namaku Almas, jadinya lebih sering dipanggil “Mas” daripada “Al”.
Namaku juga sering dikira nama cowok. Pernah waktu lagi ngantri periks dokter, pas tiba giliranku, perawatnya manggil “Bapak Almas”. Dia kaget begitu tau kalo Almas itu cewek dan cantik lagi! Huehehe…*PD!*
Terus, aku pernah beberapa kali kirim email ke penerbit-penerbit buku. Ya yang komplain lah, yang ngritik lah dll. Emailku selalu dibales, tapi awalnya begini; “Pak Almas yang baik” atau kalo enggak “yang terhormat Bapak Almas”. Aduuuhhh….
Orang-orang juga nggak percaya kalo namaku cuma ALMAS. Akhirnya aku akal-akali sendiri, aku tambahi “MUSTOFA”. Jadi kalo ada yang nanya “nama lengkapnya siapa?”. Dan bila aku jawab “Almas”, orang itu masih juga nanya “lengkapnya?”, aku jawab aja “Almas Mustofa”. Nama tambahan itu sampai sekarang aku resmikan jadi nama lengkapku. Hehehe…
Anehnya, banyak yang susah menyebut “Almas”. aku seriiiiiiiiiiiiiing banget mengulang nyebutin namaku kalo pas nerima telpon dan si penelepon nanya namaku. Contohnya nih:
Penelepon (P) :“Maaf, mbak namanya siapa”?.
Aku (A) : “ Almas
P : “ Maaf?”
A : “ ALMAS
P : “ Asmah?”
A : “ ALMAS!!” *udah mulai jengkel*
P : “ Oh.. Alma?”
A : “iya.. Alma

Kejadian seperti itu nggak cuma sekali dua kali tapi berkali-kali! Anehnya lagi, misalnya aku bilang “Almas” trus orang yang nelpon nanya lagi “Maaf? Siapa mbak?”. Begitu aku nyebut “Alma”, mereka langsung bisa. “ Oh ya, begini mbak Alma..”. aku jadi heran. Kenapa kalo aku bilang “Alma”, orang-orang langsung bisa ‘nangkap’. Kalo “Almas”, sering aku mengulang sampai tiga kali bahkan lebih!! Pfuuiihhh!!! Kenapa ya? Padahal cuma lima huruf lho! Dan cuma dua suku kata! Aneh..
Sekarang, daripada aku jengkel sendiri, aku memutuskan menggunakan nama “Alma” jika menerima telpon dari orang-orang tak dikenal. ^.^

Dalam bahasa Inggris, Almas berarti Diamond. Waktu aku di Mekah, pernah ditanya orang sana “Namamu siapa?”. Begitu aku jawab “Almas”, dia langsung bilang “Diamond.. Diamond..”. aku jawab aja “Aiwa.. aiwa…”. Hehehe…

Dalam Bahasa Spanyol artinya Souls. Aku nggak ngarang lho! Aku udah nanya sama sepupuku yang fasih bahasa Spanyol –Thanx Mbak Selly!!.
Aku tau kalo dalam bahasa Spanyol juga ada “Almas”, itu waktu beberapa tahun yang lalu Ricky Martin ngerilis albumnya yang berjudul “ALMAS DEL SILENCIO”.
Aku bangganya minta ampun karena namaku dijadiin judul album. Aku langsung beli kasetnya dan aku pamerin ke sodara-sodaraku juga teman-temanku. tapi aku cuma sekali dengerin kasetnya. Lha semua lagunya pake bahasa latin je. Aku mana ngerti… ^.^
- eh btw, Latin ama Spanyol sama nggak sih?? -
Jadi memang aku beli kaset itu hanya untuk ‘bangga-banggaan’. Bukan untuk aku dengarkan. Hehehe….

Kalo ARUMASU itu nama ALMAS dijepangkan. Kata Sensei-ku, orang Jepang kesulitan melafalkan huruf “L”. Makanya nama-nama yang mengandung “L” sering diganti dengan “R”. Karena ALMAS itu nama asing, maka ditulis pake huruf Katakana. Jadilah ARUMASU. Lucu ya? ^.^

Kalo dulu aku sempat sebel dengan namaku yang pendek banget dan kayak nama cowok, sekarang aku justru bangga betul dengan namaku yang nggak biasa dan nggak pasaran ini.
Justru dengan nama yang pendek, aku jadi gampang diinget tapi nggak gampang dilupakan. Waaa… GR nya diriku. Hihihi…
Oia, aku juga agak-agak nggak terima kalo ada yang ngembari namaku. Pasti aku protes ke orang yang pake namaku –kalo aku kenal orangnya sih..- Sok-sokan banget ya aku?? J
Last but not least, Terima kasih kepada Abah yang telah memberikan nama indah untukku.

foto diambil dari amazon.com

Selasa, 12 Februari 2008

Sang Pemimpi

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Andrea Hirata
Hanya butuh waktu 2 hari untuk ‘melahap habis’ buku kedua Andrea Hirata ini. Ceritanya seru dan mengharukan sekali. Kalo di buku pertama –Laskar Pelangi- aku hanya sampai pada tingkatan ‘berkaca-kaca’, buku ini berhasil membuatku sampai nangis deleweran.
Buku ini menceritakan serunya masa-masa remaja si penulis. Masa-masa SMA lengkap dengan kenakalan khas anak-anak SMA.
Selain Ikal, ada juga Arai dan Jimbron.
Arai, saudara angkat Ikal yang ditinggal wafat Ibunya ketika dia baru kelas 1 SD. Sejak Ibunya wafat, Arai tinggal berdua saja dengan Ayahnya. Itupun tak berlangsung lama, menginjak kelas 3 SD, Ayahnya juga wafat. Ayah Ibunya merupakan anak-anak tunggal dan kakek neneknya dari ekdua orangtuanya juga telah tiada. Oleh karena itu, Arai mendapat julukan ‘Simpai Keramat’ yang artinya orang terakhir yang tersisa dari suatu klan.
Bagian mengarukan pertama; saat Arai dijemput oleh Ikal dan Ayahnya untuk diajak tinggal bersama. Beberapa langkah sebelum naik ke mobil yang mengangkutnya, Arai menoleh ke belakang, ke arah gubuknya untuk yang terakhir kalinya. Ekspresinya datar. Anak sekecil itu telah belajar menguatkan dirinya. Yang menangis justru Ikal dan Ayahnya. Sepanjang perjalanan, mereka berdua tak henti-hentinya mencucurkan airmata.
Arai walaupun kadang-kadang bikin jengkel Ikal, tapi Ikal tetap menganggap Arai sebagai ‘pelindungnya’. Seniman kehidupan sehari-hari itulah sebutan Ikal untuk Arai.
Sahabat dekat Ikal satunya lagi bernama Jimbron. Jimbron mengidap gagap akut. Tapi dia gagap hanya jika ketakutan dan jika sangat senang.
Jimbron juga sangat terobsesi pada kuda. Segala jenis kuda dan sejarahnya, dia sangat paham sekali.
Ada juga Pak Mustar, guru yang sangat keras pada murid-muridnya. Awalnya dia tidak seperti itu. Tapi sejak anaknya ditolak masuk ke SMA yang dirintisnya karena NEM-nya tidak memenuhi syarat, dia lalu melampiaskan kemarahannya dengan cara-cara ‘kejam’. Kesalahan sepele, diganjar dengan hukuman yang tak masuk akal. Seperti ketika menghukum Ikal, Arai dan Jimbron. Gara-garanya mereka bertiga tertangkap basah ketika sedang nonton bioskop yang memutar film panas. Padahal mereka sudah menyamar. Mereka menyamar dengan cara memakai sarung yang sudah berbulan-bulan tak dicuci. Baunya naudzubillah! Ternyata itu cara agar ketika melewati petugas penyobek kasrcis, mereka tidak diperiksa dulu. Ternyata benar, karena mencium bau yang sangat tidak enak, petugas bioskop –tanpa melihat- langsung menyuruh masuk mereka bertiga.
Mereka akhirnya ketahuan, karena penjual jagung disekitar bioskop melaporkan adanya tiga pengunjung yang gerak-geriknya mencurigakan.
Mereka mendapat hukuman dari Pak Mustar. Mereka harus menirukan beberapa adegan dalam film ‘panas’ tersebut di lapangan sekolah. Tentu saja penampilan mereka membuat heboh seisi sekolah.

Pas Mustar selain suka memberikan hukuman ‘kejam’, juga mempunyai cara unik untuk ‘mempermalukan’ murid sekaligus orang tuanya. Jadi, setiap kali penerimaan rapor. Di aula tempat penerimaan rapor, kursi-kursi yang akan ditempati oleh para wali murid diberi angka sesuai ranking anaknya. Wali murid yang anaknya masuk dalam kelompok ‘garda depan’ tentu saja bangga karena bisa duduk paling depan. Kebalikannya wali murid yang anaknya mendapat ranking belasan maupun puluhan, bisa dipastikan akan malu sekali. cara ini terbukti ampuh. Murid-murid jadi tergerak untuk lebih giat lagi belajarnya, agar nggak bikin malu orangtuanya.
Ayah Ikal selalu bersemangat mengambil rapor Ikal dan Arai. Walaupun harus bersepeda sejauh 30 km, Beliau tidak pernah absen. Beliau bangga karena Ikal dan Arai selalu masuk garda depan. Hanya sekali Ikal keluar dari posisi terhormat tersebut.
Waktu itu tahun terakhir SMA Ikal. Dia tiba-tiba manjadi malas belajar karena sudah membayangkan setelah lulus tidak akan bisa sekolah lagi dan hanya akan menjadi pekerja kasar. Bayangan tersebut menjadikan Ikal yang semula optimis berubah pesimis. Nilainya hancur. Ketika penerimaan rapor, Ikal mengira Ayahnya tidak akan datang karena kecewa. Tapi ternyata Ayahnya tetap datang ke sekolah. Datang bersepeda, memakai baju safari kebanggaannya dan tetap dengan senyum tulusnya. (Ini bagian mengharukan kedua). Sikap Ayahnya ini seperti ‘menampar’ Ikal. Sejak itu Ikal tak pernah malas-malasan lagi.
Bagian mengharukan ketiga, waktu Jimbron memberikan dua buah celengan kudanya kepada Ikal dan Arai, ketika mereka berdua hendak merantau ke pulau Jawa setelah lulus SMA.
Kenapa aku bilang mengharukan? Baca sendiri aja deh! ntar juga tau sendiri. Hehehe….
Sama seperti buku pertamanya, buku kedua juga ada sedihnya, harunya, lucunya, senengnya bla bla bla.
Dari buku ini aku jadi tau, bahwa mimpi-mimpi yang rasanya mustahil terwujud, ternyata bisa terwujudkan jika kita benar-benar mau berjuang untuk mewujudkannya.
Jadi, jangan takut untuk bermimpi!!!!

Gambar diambil dari sini


Kamis, 07 Februari 2008

Laras Asri Resort and Spa

Rating:★★★★
Category:Other
Selasa tanggal 5 Februari kemarin, aku diajak Abah ke Salatiga. Sama panitia pengundang, disediain kamar di hotel Laras Asri. Hotelnya luas banget. Kamar-kamarnya model rumah-rumah gitu. Istilahnya apa sih? Cottage bukan ya?
Banyak tempat yang asyik buat foto-foto. Aku begitu datang juga langsung foto-foto. Sama Abah aku dijadiin model dadakan. Disuruh pose begini-begitu. Aku sih senang—senang aja. Hehehe….
Pas diajak masuk kamar, tambah seneng lagi. Kamarnya nyamaaan banget! Ya iyyalah…. Lha wong dikasih yang suite. Hahaha… oia, untuk menuju kamar, nggak boleh bawa mobil sendiri. Harus pake mobil hotel. Mobilnya kayak kereta anak-anak yang sering lewat dijalan-jalan itu lho…
Tapi… begitu masuk kamar mandinya, aku langsung syok! *mendramatisir*
Kamar mandinya ada tamannya juga. Taman kecil gitu deh. Tamannya itu dikelilingi tembok setinggi kurang lebih 2meter. Ternyata tembok itu sebagai pengganti tirai.
Bingung? Jadi begini, kamar mandinya kan ada tiga bagian. Toilet sendiri, bath ub sendiri, shower sendiri. Lha masing-masing tuh di batesi dengan kaca tapi nggak dikasih tirai. Aku jelas aja kaget dan nggak ngerasa nggak nyaman. Yang namanya kamar mandi pasti kan tertutup. Lha ini transparan sekali. Diluar tembok itu ada pohon macem-macem. Ntar kalo ada yang manjat pohon gimana? Yang manjat pasti bisa ngeliat orang yang lagi di kamar mandi. Aduh… gimana dong?
Pikiranku udah kemana-mana saking takutnya ada yang ngintip. Jadinya tiap mandi, aku nggak berani noleh ke belakang. Hehehe…
emang sih, ketakutanku kayaknya mengada-ada banget tapi memang begitu yang aku rasain.
Buat aku, ‘kurangnya’ hotel ini cuma di bagian kamar mandinya. Seandainya dikasih tirai, perfect deh!



Kena Semprit

Sekarang ini polisi lalu lintas Rembang lagi rajin-rajinnya operasi helm dkk. Beberapa hari yang lalu Mbak Uz dan Mbak Iey kena tilang pas mau ke pasar. Gara-garanya Mbak Uz nggak pake helm. langsung deh mereka berdua 'digiring' ke pos polisi. Mbak Uz dengan cueknya ngomong "Alah Pak.. Pak.. biasane aku ning pasar mlaku. sekaline numpak motor malah ditilang". Pak Polisinya sih mesem-mesem aja.

begitu nyampe rumah, mbak Iyah langsung ribut nyari nomer hpnya polisi kenalan keluarga kami. pas udah ketemu, langsung ditelpon sama mbak Iey. Mbak Iey minta tolong dibantu ngurusin STNK yang ditahan Polisi. tau nggak komentar Beliau? dengan entengnya Beliau bilang "Lhoh??!! tadi pas ditilang sampeyan nggak ngomong kalo anaknya Pak Mus??".

mbak Iey jelas bilang enggak. ya iyyalah... ngapain juga bawa-bawa Babe segala. akhirnya yang ngurus juga mbak Iey sendiri. sejak itu tiap kali pergi naik motor, entah itu pagi, siang, sore, malem, selalu pake helm. males kan kalo ketilang lagi. cukup sekali deh...

Rabu, 06 Februari 2008

GAMA Seafood

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Steak / Seafood
Location:Jl. MT. Haryono 870 A Semarang
Aku tau restoran ini dari bosnya Mbak Nada. Ceritanya, dulu pas lagi maen ke kantornya mbak Nada sama Cempluk, aku dikenalin sama Bosnya mbak Nada. Abis kenalan, langsung diajak ikut makan siang. Kebetulan waktu itu Beliau lagi ultah atau ada acara khusus apa gitu lho! –sori lupa, udah lama sih!!
Awalnya aku enggak mau. Malu lah boo... baru kenal masak langsung ikut makan? Aku bilang sama Cempluk, ”Pluk, bilang aja kita mau pergi sendiri jadi nggak bisa ikut makan siang. Nggak enak mosok ikutan acaranya.” eh Cempluk dengan cueknya bilang ”aku mau ikut kok mbak. Makan-makan lho!”. aduh ni anak kagak bisa diajak kompak deh! Karena dia tetep pengen ikut, aku ya mau nggak mau ikut.
Ternyata, makanannya oke-oke. Aku yang semula malu-malu, jadi malah makan aja sepuasnya. Hehe... malu-maluin tenan ya??!!
Aku langsung merekomendasikan restoran itu ke Abah waktu Abah ke Semarang. Setelah dicoba, Alhamdulillah cocok. Sejak itu kalo ke Semarang jadi sering mampir kesana.
Aku sendiri nggak tau udah berapa kali kesana. (Hehehe... lagak lu al!!).
Menu favorit kami; Kuah Asam –asli kuahnya suweger bianget!!, Shrimping goreng, Cumi goreng tepung dan Bawal goreng kering. dijamin nambah deh!!
Sayangnya senin kemarin pas kami mampir kesana, kuah asamnya lagi kosong. Wah.. jadi kurang nikmat deh makannya.. =(
Banyak pilihan untuk minumannya. aku kemarin nyobain Smoothies yang Chocolate Chunk. Hmmmm.... LADZIIIIDZ.....!!!!
Oia, kalo mau datang serombongan, sebaiknya pesen tempat dulu, biar nggak kecele. Aku sering liat rombongan yang kecele trus pulang atau kalo nggak, mesti nunggu –sambil berdiri- pelanggan yang lainnya pulang dulu karena nggak kebagian tempat. Biar nunggunya nggak kelamaan, pesen menunya sekalian aja lewat telpon.
Kalo kelamaan nunggu, bisa BT. Dan kalo udah BT, selera makan bisa berkurang.
Rugi dooooong....
oia, restoran ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 - 22.30 WIB

Sabtu, 02 Februari 2008

Viva Forever

Lagu ini punya kenangan sendiri buat aku. Kalo inget pasti jadi ketawa2 sendiri. ceritanya, pas jaman SMA dulu tepatnya pas kelas tiga, aku masuk jurusan Bahasa yang wali kelasnya Bu Nur. Kalo kelas-kelas lain jumlah muridnya nggak berimbang –banyakan ceweknya daripada cowoknya, kelas bahasa jumlah cewek & cowoknya sama. udah gitu, hampir semuanya bandel. Yang nggak paling cuma beberapa orang aja. Kalo aku termasuk yang…. Ya taulah! Hehehe.

Kelas bahasa terkenal sebagai ‘kelas buangan’. Bukannya terhina, kami yang di kelas bahasa malah bangga dengan ‘gelar’ itu. Dasar manusia-manusia aneh….

Kelasku paling sering bikin ulah dan bikin stres guru2. Murid yang sering bolos & telat ‘berasal’ dari kelas bahasa. Tau nggak sapa murid yang terkenal sebagai tukang telat? Aku!!! Hehehe… Lha gimana nggak telat, wong berangkat dari pondok aja jam 7 lebih. Alasanku waktu itu, bisnya penuh. Ya iyyyalah…. 

Kami juga dua kali mecahin kaca jendela kelas. Masih inget banget gimana marahnya Pak Mangun –penjaga sekolah kami. Kami sih cuma cengar-cengir aja. Hehehe….

Kami –kelompok yang badung2- punya kebiasaan nongkrong dibawah pohon kamboja tiap waktu istirahat. Beli makanan trus makan bareng2 sambil ngobrol atau godain adik kelas. Hahaha… saking kompaknya sampai bikin kelas-kelas lain ngiri. Yes! Yes!! 

Nggak Cuma adik kelas aja ding yang digodain, ada guru baru juga kami godain. Pak Guru baru itu baru datang dari Mesir. Ganteng banget deh! Wajahnya agak arab2 gitu. Nah, Teman2ku tau kalo aku naksir ma guru itu. Jadi tiap kali Beliau lewat kelasku, teman2ku serentak nyanyi “Malam di Araaaaaaab…..”. itu lho lagunya kartun Aladin. Ada yang pernah dengar kan?

Pernah tuh waktu ada tes, tiba2 Pak Guru itu masuk kelasku. Nggak tau waktu itu Beliau ngecek apaa gitu. Begitu Beliau masuk, teman2ku langsung heboh. Yang dehem2 lah, yang batuk2 lah. Karuan aja Beliau jadi grogi. Secara… guru baru gitu lho! Akhirnya Beliau nggak pake lama2 dikelasku. Beliau trus keluar gitu aja tanpa salam. Benar2 murid kurang ajar deh! Maafkan kami Tuhan..

Trus…, Pernah nih satu hari aku datang nggak telat. Pas lagi jalan menuju kelasku, tiba2 ada yang jalan di sebelahku dan nanya sesuatu ke aku. Ya! ternyata Pak Guru ganteng itu! Langsung deg dag dig dug…. Tau nggak Beliau nanya apa? Beliau nanya, kenapa sih tiap kali Beliau lewat kelas bahasa, anak2nya langsung pada heboh. Aku dengan cueknya jawab, “nggak tau ya Pak, Teman2 emang begitu”. Hehehe…. Padahal…. Kikikik…

Lha terus apa hubungannya dengan lagu Viva forever? Oia, kok malah sampai mana2, sampai lupa cerita tentang lagu itu.

Jadi begini, guru bahasa Inggris kami yang kebetulan juga wali kelas kami yaitu Bu Nur, punya hukuman unik untuk anak2 yang telat masuk pas pelajaran Beliau. Hukumannya: Disuruh nyanyi di depan kelas.

Satu hari, saking asyiknya nongkrong dibawah pohon kamboja, kami sampai nggak sadar kalo bel masuk udah berbunyi. Padahal abis istirahat itu pelajarane Bu Nur dan Beliau selalu on time. Kami masih aja asyik makan n ngobrol2. Baru sadar pas ada murid lain teriak dari masjid sekolah, ngasih tau kalo Bu Nur udah masuk kelas kami. HAH???!!! Langsung deh kami lari pontang-panting ke kelas. Mungkin kalo Cuma 1 orang yang telat, Bu Nur bakal marah. Berhubung yang telat ada sekitar 20an orang, Bu Nur nggak marah tapi malah geleng2 kepala sambil senyum dan segera mempersilahkan kami untuk menyanyi.

Setelah ‘diskusi’ sebentar. Akhirnya kami memutuskan untuk menyanyikan lagu Viva Forever-nya Spice Girls. Hapal nggak hapal pokoknya nyanyi. Serasa paduan suara deh! Hehehe…

Yang aku heran, teman2ku yang cowok -yang selera musiknya kenceng2- kok bisa nyanyi lagunya Spice G irls ya? kikikik….

Sejak kejadian itu, lagu Viva Forever malah jadi ‘lagu wajib’ kami 

Makanya aku nggak bisa lupa. Walaupun nggak ngefans Spice Girls tapi aku fansnya lagu itu..

 

 

" LOST IN MALAYSIA"

Beberapa hari yang lalu aku nemuin foto ini pas lagi buka-buka file di kompiku.

Aku langsung teringat pengalaman seru di Malaysia sama ma sista, Nada.

Ternyata saudara-saudara, mbakyuku yang satu ini cengengnya minta ampun. Kayaknya emang aku yang semestinya lahir duluan. Dia lebih pantes jadi adikku. Hahaha…

Ceritanya begini, akhir tahun 2005 kemarin, aku dan mbak nada diajak –lebih tepatnya maksa ikut. Hehehe- Abah ke Malaysia. Rombongan terdiri dari enam orang. Abah, Ibuk, Mbak Nada, aku, Pak Anshory dan Bu Joni –Beliau mau nyusul suaminya yang udah di Malaysia duluan.

Hari kedua, kami –minus Abah- jalan-jalan liat suasana Kuala lumpur. Kebetulan ada stasiun monorail –eh istilahnya nggak stasiun ding. Tapi apa ya? aduh aku lupa- di dekat hotel kami. Berbekal informasi dari pihak hotel, kami memutuskan naik monorail. Tujuan pertama ke daerah Masjid Jami’ India. Katanya disana banyak tempat belanja yang murah-murah. Sampai disana kami cuma mutar-muter. Nggak tau mau belanja apa. Bukan karena bingung milih barang-barangnya, tapi karena kami nggak begitu tertarik dengan barang-barang yang ada karena barang-barang yang dijual di tempat itu nggak ada bedanya sama yang di Indonesia. Akhirnya aku cuma beli gantungan kunci Malaysia.

Dari Masjid Jami India, kami menuju Petronas. Aku pikir Petronas tu kayak tempat hiburan atau sejenisnya. Ternyata cuma gedung perkantoran aja tho. Memang sih ada Mall di lantai dasarnya, tapi harganya? maharani booo… ya iyyaalah wong tempat belanja elit je. Kayaknya aku nggak beli apa-apa disana. Bener-bener cuma window shopping sambil ngeliatin gaya busananya orang-orang malaysia. Hehehe..

Dari Petronas, kami balik lagi ke hotel. Nggak bisa lama-lama shoppingnya soalnya malam harinya ada acara penting. Akhirnya kami pulang ke hotel dengan sedikit kecewa karena acara shopping hari ini kurang berhasil..

Pas acara malam harinya, kami ketemu Tante Yayuk. Beliau orang Indonesia yang ikut suaminya kerja di Malaysia. Tante Yayuk nawarin diri jadi guide kami. Kami jelas seneng banget. mudah-mudahan acara shopping besok sukses.

Pagi harinya; aku, mbak Nada, Ibuk dan Pak Ansory –Bu Joni udah pulang duluan ke Jakarta bareng suaminya- dibawa Tante Yayuk ke tempat belanja yang oke-oke. Kami naik monorail lagi. Enak banget deh naik monorail. Seru!

Ternyata sama Tante Yayuk kami dibawa ke daerah Masjid Jami’ India juga kayak kemarin. Tapi nggak ke tempat belanja yang kami datangi kemarin. Ternyata, kalo jalan agak jauh dikit dari Masjid Jami’-nya kami bakal ketemu banyak toko yang koleksi barangnya nggak biasa dan harganya murah. (Kemarin kami nggakberani jauh-jauh soalnya takut kesasar. He..)

Langsung deh kami belanja-belanji sepuasnya. Mumpung murah…

Dari Masjid Jami’, kami diajak ke salah satu  Mall yang terkenal di daerah Sungai Wang. Kalo nggak salah namanya BB Mall ( bener nggak Sis? )

Belanja-belanja lagi deh. pas udah mau maghrib kami memutuskan pulang. Sepanjang perjalanan menuju hotel, aku rasan-rasan sama mbak Nada. Kami berencana jalan sendiri ke mall itu lagi. kami masih pengen jalan-jalan & masih ada barang yang pengen dibeli yang tadi belum sempat kebeli.

Setelah mandi dan sholat, kami mulai merayu Abah Ibuk. Minta ijin jalan-jalan lagi berdua saja. Agak susah dapat ijinnya. Setelah merayu dengan segala cara, akhirnya kami diijinkan juga. Kebetulan kami sudah dikasih tau oleh Tante Yayuk,  ‘jalan alternatif’ yang lebih dekat ke Mall itu. Kami pergi lewat jalan di belakang hotel. Lumayan jauh juga sebenarnya, tapi karena semangat jalan-jalan kami yang menggebu-gebu -*mendramatisir*- jarak yang lumayan jauh nggak begitu terasa.

Akhirnya sampai juga kami di BB Mall. Senangnya nggak karuan deh bisa masuk mall itu lagi. hehehe.. begitu masuk, kami nyari pintu yang bisa dijadiin ‘tanda’. Jadi ntar keluarnya gampang.

Setelah mendapatkan barang-barang yang kami incar, kami masih asyik berwindow shopping. Kami kaget, pas lampu beberapa toko mulai dimatikan. Aku liat jam, masih jam 9 malam kurang dikit kok udah pada dimatiin?. Ternyata eh ternyata  mall di Malaysia juga sama aja kayak mall di Indonesia yang jam 9 malam udah mulai tutup. Aku pikir bukanya sampai malam, makanya tadi santai-santai. Begitu tau udah mau tutup, kami panik. Kami langsung nyari pintu yang kami jadiin ‘tanda’ tadi. Sialnya, itu pintu nggak ketemu-ketemu. Akhirnya kami asal keluar lewat salah satu pintu. Nyampai diluar mall, kami tambah bingung lagi. kok suasananya nggak kayak pas kami baru masuk tadi? Jalan yang menuju ke hotel kok nggak ada. Tambah panik lagi kan? kami udah nyoba ke beberapa arah tapi jalan yang tadi kami lewati belum ketemu juga. Lagi panik gitu, bukannya bikin tenang, kakakku malah udah siap-siap nangis. Matanya udah berkaca-kaca. Dia bolak-balik bilang “iki piye dek? Iki piye dek?”. Suaranya gemeteran gitu saking takutnya. Aku tambah stres dong.

Kesulitan nyari jalan pulang belum teratasi, eh masih ditambahi nangisnya dia. aku cuma bisa bilang “ojo nangis ah mbak. Ojo nangis”.

Eh dia masih aja piya-piye terus. Aduuhh… ini kakak atau adikku sih sebenernya?? 

Setelah cukup lama mutar-muter, Alhamdulillah…… akhirnya jalan yang kami cari ketemu juga. Lega…. “iku mbak dalane. Wis nggak usah nangis neh”. Akhirnya, bisa senyum juga dia. Pfuiiihhh!!!!

Kami nggak langsung pulang ke hotel tapi mampir makan dulu. Di dalam restoran, aku ledekin aja dia abis-abisan. Hahaha….

Sampai di hotel, Ibuk langsung nanya macem-macem. “kok sampai jam segini? Ning endi wae?”. Aku jelasin aja semuanya. Untung aja Abah Ibuk nggak marah..  Selamet…

Mungkin tadi kami agak nyasar, karena dapat ijin perginya pake cara agak maksa. Hehehe…

Nggak tau deh nasib kami gimana kalo malam itu bener-bener nyasar.. Mbakyuku pasti udah nangis bombai se bombai-bombainya. Hahaha….

 

(kalo ada yang salah, dikoreksi ya Sis…  )

Jumat, 01 Februari 2008

Setahun Kemarin

Aku merasakan Tuhan menjadikan hidupku lebih indah lagi sejak setahun kemarin. Walaupun aku juga sempat mengalami ‘badai besar’ –yang sisa-sisanya masih terasa sampai sekarang. Bahkan mungkin selamanya akan tetap terasa.

Aku merasa Tuhan sayaaaaaaang banget sama aku. Aku dikelilingi orang-orang yang sayang sama aku. Orang-orang yang selalu ada untuk aku.

Walaupun seseorang yang aku cintai telah melukai hatiku teramat dalam, aku tetap bersyukur karena aku tidak sampai membencinya. Karena kalo aku membencinya, itu hanya akan mengurangi ‘keindahan’ hidupku.

‘Badai’ itu mungkin ‘dikirimkan’ Tuhan, biar aku jadi lebih kuat lagi. Biar aku nggak cuma bisa ngerasain ‘gerimis’ tapi juga bisa tau rasanya badai. Aku yakin, jika aku berhasil melewati ujian ini, Tuhan akan semakin sayang sama aku.

Setahun kemarin, aku merasakan kebahagiaan juga kepedihan. Semoga setahun berikutnya dan tahun-tahun berikutnya lagi aku tetap bisa merasakan kebahagiaan. Kerikil-kerikil tajam  pasti akan ada. Tapi karena aku sudah pernah merasakan badai, aku yakin -insya Allah- aku juga akan bisa melewati kerikil-kerikil tajam itu.

Semoga Tuhan selalu mencurahkan kasih sayangNya kepada orang-orang yang tulus mencintai aku, yang selalu ada untukku, yang selalu membesarkan hatiku.

Semoga akupun bisa menjadi seseorang yang berarti untuk mereka.

Terima kasih Tuhan….

Laskar Pelangi

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Andrea Hirata
Bisa dibilang aku telat baca buku ini. Gimana nggak telat? Lha wong terbitnya udah lama tapi aku baru baca awal tahun ini. Tapi kayaknya juga nggak telat-telat banget kok! -Hloh?? Piye tho??- hehehe maksudku, Buku tersebut kan memang lagi sekarang rame diperbincangkan. Wajar dong kalo aku taunya juga baru sekarang?? *ngeles*
Seperti yang dikatakan orang-orang, buku ini memang bagus. Buku perdana karya Andrea Hirata ini bercerita tentang keikhlasan seorang guru dalam mendidik murid-muridnya. Bu Muslimah Hafsari atau biasa dipanggil Bu Mus, nama guru tersebut.
Menurut penulisnya, dia menulis buku ini ketika tau kalo Bu Mus sakit keras. Jadi, ini buku yang khusus dipersembahkan Andrea Hirata untuk guru kesayangannya itu. (aduh baiknya ya Andrea Hirata itu… ^.^ )
Baru beberapa lembar akau baca buku itu, aku udah dibikin berkaca-kaca. Gimana nggak sedih? Membayangkan seorang guru yang cemas kalo-kalo sekolah yang dicintainya akan ditutup karena murid yang mendaftar kurang satu. Oleh Dinas Pendidikan setempat, jika SD Muhammadiyah –SD tempat Laskar Pelangi bersekolah- hanya menerima murid baru kurang dari sepuluh orang, maka sekolah tertua di Belitong itu harus ditutup.
Aku nggak tega bayangin Bu Guru yang gelisah dan anak-anak yang sudah siap-siap menangis jika sekolah itu benar-benar ditutup. Karena artinya, mereka tidak akan bisa sekolah. Untungnya si Harun –seorang yang agak terbelakang mentalnya yang orangtuanya tidak mampu menyekolahkan ke SLB- datang. Harun diterima. Semua lega. Semua bisa tersenyum lagi.
Bu Mus menamai sepuluh anak itu dengan “Laskar Pelangi”, karena mereka sangat menyukai pelangi. Di sekolah mereka punya pohon favorit untuk berkumpul. Mereka tumbuh bersama-sama dan kompak.
Ada Ikal si penulis buku ini. (Kenapa ya dia dipanggil Ikal? Apa karena rambutnya yang ikal? Iya kali ya? :-P ). Ada Lintang, si anak cerdas dari keluarga nggak mampu yang mesti bersepeda sejauh 40km untuk sampai ke sekolah –bayangkan!!. Yang lucu, Bapaknya Lintang -karena nggak pernah sekolah, jadi nggak tau pensil khusus menulis itu yang mana- Beliau membelikan Lintang pensil jahit. Pensil yang satu ujungnya merah, ujung satunya lagi biru. Kasian ya?
Ada juga Sahara, anak perempuan satu-satunya dikelas yang keras kepala.
Ada Trapani yang nggak bisa lepas dari Ibunya. Diakhir cerita dikisahkan kalo nantinya si Trapani dan Ibunya masuk rumah sakit jiwa karena tidak bisa melepaskan ketergantungannya kepada satu sama lain.
Ada si Mahar, yang menyukai hal-hal yang berbau mistik. Sekolahnya sempat keteteran dan sudah hampir dikeluarkan karena dia lebih suka mempelajari hal-hal gaib daripada pelajaran-pelajaran sekolah.
Ada A Kiong. Seorang Kong Hu Cu yang nantinya masuk Islam dan menikah dengan ‘musuh bebuyutannya’ ketika di sekolah, Sahara. Yang menarik juga, sekolah anak-anak itu adalah sekolah Muhammadiyah. Tetapi mereka menerima murid yang tidak beragama Islam. (kemarin aku liat acara “Di Balik Nama” di Tranc TV yang membahas tentang Laskar Pelangi. Di acara tersebut Bu Mus menceritakan bagaiamana A Kiong bisa bertahan di sekolah Islam. Ketika itu Bu Mus bertanya kepada ayahnya “Bagaimana ini murid yang tidak Islam, apakah diajak juga ke masjid?” -mereka mempunyai kebiasaan pergi ke masjid bersama-sama. Kata Ayah Bu Mus, “kalo dia mau ikut ya tak apa. kalo tidak mau biar di sekolah saja.” Setelah ditanya ternyata A Kiong nggak mau ditinggal di sekolah. Dia minta supaya diajak. )
Trus ada Borek dan Kucai yang sama-sama susah diatur.
Ada juga Syahdan. Sama seperti Lintang, dia juga anak nelayan miskin. Syahdan lah yang menjadi ‘partner in crime’-nya Ikal ketika PDKT dengan A Ling , anak pemilik toko kelontong -yang menjual kapur tulis-langganan sekolah Muhammadiyah.
Nantinya Laskar Pelangi bertambah satu lagi anggotanya setelah masuknya Flo. Cewek tomboi anak orang kaya yang sangat susah diatur & nggak mau sekolah di ‘sekolah kota’.
Banyak pengalaman lucu dan seru yang diceritakan Andrea Hirata dalam bukunya ini. Aku paling suka pas Lintang bisa membuat guru sombong dari sekolah terkenal mati kutu. Dengan kecerdasannya Lintang bisa berdebat dengan seorang guru fisika. Kereeeeen…
Yang lucu, waktu Mahar dan Flo berserta beberapa orang lainnya yang tergabung dalam “Societeit de Limpai” –sebuah organisasi rahasia bentukan oran-orang yang percaya mistik- berjuang mati-matian untuk menemukan seorang dukun yang menjadi legenda, Tuk Bayan Tula. Dia dianggap raja ilmu gaib dan orang yang paling sakti.
Setelah melewati berbagai macam rintangan, termasuk diterpa badai besar di tengah lautan, akhirnya mereka berhasil menemukan gua tempat Tuk Bayan Tula tinggal. Mahar menyampaikan maksud kedatangan mereka untuk meminta bantuan Tuk Bayan Tula, agar Mahar dan Flo bisa lulus ujian dan nilainya bagus -tanpa belajar. Setelah itu Tuk Bayan Tula masuk ke dalam gua. Nggak berapa lama terdengar suara gaduh. Sepertinya Tuk sedang beradu dengan makhluk-makhluk gaib. Setelah selesai dan Tuk memenangkan ‘pertempuran’ itu, Tuk segera menyerahkan gulungan kertas pada Mahar. Tapi dia berpesan, kertas itu harus dibuka setelah sampai di rumah.
Mahar tidak langsung membuka kertas itu tapi dia ingin membuka kertas itu bersama teman-temannya yang lain. Keesokan harinya setelah pulang sekolah dan seluruh guru juga sudah pulang, Laskar Pelangi berkumpul untuk melihat pesan Tuk Bayan Tula. Mahar dan Flo senyum-senyum yakin. Kertas itulah yang akan menyelamatkan mereka.senyum kemenangan mengembang di wjah mereka.
Perlahan-lahan Mahar membuka gulungan kertas itu. Semua orang menunggu dengan tegang. Ketika telah benar-benar terbuka gulungannya, di kertas itu tertulis dengan jelas:

INILAH PESAN TUK-BAYAN-TULA UNTUK
KALIAN BERDUA,
KALAU INGIN LULUS UJIAN:
BUKA BUKU, BELAJAR!!

Aku langsung ngekek begitu selesai baca bagian itu. Hahaha….
Masih banyak cerita-cerita seru lainnya. Ayo yang belum baca, segera dapatkan bukunya di toko-toko buku terdekat!!! ^_^
Buku ini komplit! Ada sedihnya, terharunya, sukanya, lucunya. Wis pokoknya seru deh!!
Aku punya cerita sendiri soal buku Laskar Pelangi ini. Buku Laskar Pelangi-ku dibelikan Abah waktu Abah lagi di Semarang. Pas nyampe rumah langsung tak buka. Pas udah nyampe halaman-halaman akhir, aku kaget karena beberapa halaman terpasang terbalik. Jadi kalo mau baca musti diputer dulu bukunya. Ribet deh!!
Karena sudah sering kena ‘kasus’ buku cacat, aku jadi udah tau ‘prosedurnya’. Segera aja aku komplain ke pihak penerbit via email. langsung direspons. Waktu aku bilang mau tuker buku, sama pihak penerbitnya dibilang nggak usah. Buku yang sudah aku beli nggak perlu dibalikin ke mereka. Trus aku bilang, yang dulu-dulu tiap ada buku cacat, aku disuruh ngirim balik dulu bukunya, baru kemudain diganti dengan yang baru. Mereka bilang, “iya mba tapi nggak usah aja. Kami percaya mbak almas kok”. Aduh… aku merasa sangat dihargai sekali oleh mereka. *terharu & bahagia*.
Nggak sampai seminggu, ada paket buat aku. Pas tak buka ternyata isinya buku Laskar Pelangi yang baru plus satu buku lagi yang mereka hadiahkan buat aku sebagai tanda permintaan maaf mereka. Aduuuuuuhh….. aku tambah terharu dan bahagia. Hehehe…
Masih ada tiga buku Andrea Hirata yanga pengen aku baca. Kan tetralogi.. kalo nggak baca semuanya, rasanya ada yang kurang. Apalagi aku udah ‘dipanas-panasi’ sodara-sodaraku yang udah baca duluan. Asyiknya, buku kedua “Sang Pemimpi” dan buku ketiga “Edensor” sudah ‘on the way’. Aku sudah dibeliin Abah!!! Tinggal nunggu Abah pulang dari Jakarta. Alhamdulillah… ^.^

Foto diambil dari sini

Kiki dan Kiki

Aku pernah mengalami kejadian salah orang beberapa waktu yang lalu. Sampai sekarang kalo inget jadi senyum-senyum sendiri.

Ceritanya begini; eh tapi sebelum ke cerita salah orang, aku ceritain dulu siapa Kiki dan Kiki.

Pada tahun 2006, aku sempat beberapa bulan tinggal di Semarang. Beberapa bulan itu aku pake buat ikut kursus Bahasa Inggris. Di tempat kursus Inggrisku itu, ada juga kursus bahasa lainnya. Waktu itu aku ditawari FO-nya untuk sekalian ikut kursus Jepang. Mumpung ada diskon. Karena tertarik aku pun memutuskan ikut kursus Jepang juga. Ternyata di tempat kursus itu juga ada Klub Jepangnya. Namanya Akashiro (Aka= merah, Shiro= putih). Orang-orang yang ikut kursus Jepang bisa mendaftar jadi anggota klub tersebut. Aku daftar juga. Akashiro ini setiap sebulan sekali ngadain acara. Aku nggak rutin ikut sih. Cuma beberapa kali aja. Terakhir ikut acaranya, sudah lebih dari satu tahun yang lalu. Pas terakhir itulah,  aku tau yang namanya Kiki. Aku nggak kenalan langsung sama dia. Tau namanya juga karena waktu itu masing-masing anggota klub memperkenalkan dirinya sendiri. Setelah itu aku nggak pernah ikut lagi acara Akashiro karena udah balik kampung. Otomatis nggak pernah ketemu lagi sama yang namanya Kiki.

Kiki yang pertama, Kiki Akashiro.

Terus, pas tinggal sebentar di Semarang itu juga, aku dikenalin ke teman-temannya sepupuku Cempluk. Salah satu teman dia namanya Kiki. Kiki kedua, Kikinya Cempluk. Kalo sama Kiki yang ini, aku kenalan langsung. Aku juga pernah diajak Cempluk maen ke kostnya Kiki.

Lha terus kok bisa salah orang? begini ceritanya……..

Beberapa waktu yang lalu, aku ke Semarang untuk kontrol Ortho. Seperti biasa, sebelum menuju tempat dokternya aku sholat dulu di Masjid Baiturrahman Simpang Lima. Tempat sholat jamaah putri kan di lantai tiga tuh. Nah pas udah selesai sholat dan mau turun, dari arah bawah aku liat seorang cewek yang lagi jalan keatas menuju tempat sholat. Sepertinya wajah cewek itu nggak asing buat aku. Kayaknya aku kenal dia deh! aku berpikir cepat. Pas udah papasan, masih belum ketemu juga namanya. Pas udah dua langkah, aku baru inget kalo nama cewek itu Kiki. Langsung aja aku panggil. “Kiki ya?”. Dia langsung noleh ke belakang. Ternyata benar itu Kiki.

“Iya??” katanya dengan raut muka kebingungan. Dia ngeliatin aku dengan tatapan ‘kamu siapa ya??’. Melihat ekspresi kebingungannya, aku langsung dengan PDnya ngajak salaman sambil bilang “aku aal. Mbaknya Ifah”.

“Ifah??!”.Kiki masih tampak bingung.

Sekali lagi dengan PDnya aku nambahi “yang dari Rembang itu lho Ki..”. Belum ngeh juga dia. Akhirnya, mungkin karena nggak enak ama aku, dia lalu bilang “Oh ya.. –tapi mukanya tidak berkata ‘oh ya’- Ifah kerja dimana mbak?”.

HA?? Masak sih Kiki sampe nggak tau Ifah kerjanya dimana. Kayaknya ada yang ngga beres nih. Walopun udah merasa ada yang salah, aku tetep aja jawab “dimana ya? kemarin sih aku dikasi tau Ki. Tapi lupa namanya”.

Karena aku ngeliat ekspresinya tetep sama aja, akhirnya aku nggak berlama-lama dan langsung say goodbye sama dia. Begitu mulai jalan, aku langsung mikir. Itu tadi Kiki bukan sih? Kok sombong banget, masak  lupa sama aku. Di dalam taksi menuju tempat dokterku, aku masih saja memutar otak. Mengingat-ingat siapa sebenarnya yang barusan aku temui tadi. Penasaran banget deh!

Dan akhirnya setelah berpikir keras -*mendramatisir* - aku baru sadar kalo aku salah orang. Ya Ampuuuuuuuuuuunn….. itu tadi kan Kiki anak Akashiro. Pantesan dia nggak ngeh sama aku. Lha wong ketemu aja cuma sekali, nggak pake kenalan dan itupun udah setahun yang lalu. Setahun lebih malah. Pantesaaaaan…

Begitu sadar, rasanya maluuuu banget. Dan akhirnya malah ngikik-ngikik sendiri. Kiki yang waktu itu lagi di masjid pasti juga lagi bingung banget. Dia juga pasti mikir, tadi tuh siapa ya? Ifah tuh sapa ya?. Hahaha…

ya jelaslah dia nggak kenal Cempluk. Nggak pernah ketemu juga. Hehe..

Untungnya setelah kejadian itu, aku ketemu dia lagi di friendsternya Akashiro. Langsung aja aku kirim message ke dia. Nyeritain lagi kejadian membingungkan kapan hari itu dan minta maaf karena salah orang.

Malu deh…. Maaf ya Ki…