Senin, 25 Agustus 2008

Spiderman 'Arab'

(Hehehe... tiba-tiba pengen nulis iseng-isengan nih!)
Siapapun -termasuk anak kecil- pasti tau bahasa Inggrisnya Laba-laba =Spider. Kalo manusia laba-laba, bahasa Inggrisnya Spiderman. ya iyyaaalah... masak Batman? :)
Tapi belum tentu semua tau bahasa Arabnya Spiderman. Hayoo... sapa yang tau?
Hehehe... aku tau juga karena liat film Spiderman yang diputar salah satu stasiun teve Arab Saudi, pas lagi di Madinah beberapa waktu yang lalu.
Karena di negara Arab, otomatis teks-nya pun pake bahasa arab. aku yang nggak begitu ngerti bahasa Inggris dan nggak juga bahasa Arab, tetep 'nekat' nonton dan 'nekat' baca teksnya. hihihi...
Nah, selama ini kalo liat film-film Superhero yang dikasih teks bahasa Indonesia, misalnya Spiderman. Spiderman-nya kan nggak dibahasa Indonesiakan menjadi 'manusia laba-laba'. Dalam teksnya tetep ditulis Spiderman. Nah kalo teks Arab nggak. Spiderman diterjemahkan menjadi 'Arrojulul 'Ankabuut' alias manusia laba-laba. hehehe...
aku ngekek terus tiap baca kata itu dilayar tv. Kayanya kok lucu n nggak pantes gitu ya? padahal artinya bener. hihihi...
Di akhir cerita -film Spiderman yang pertama- si Peter Parker kan nanya sama dirinya sendiri; "who am I ? I am Spiderman". Teks Arabnya jadi; "man ana? anar rojulul 'ankabuut".
Hihihi.... lucu kan???
Terus-terus, selingan aja nih. Begitu selesai nonton Spiderman, aku jadi ngerasa kalo film itu ndeso banget -padahal dulu aku terkagum-kagum liat film ini. Adegan melompat-lompat di dinding tampak kalo dibikin-bikin. Apa sih istilah perfilmannya?? Mmm... Special Effects bukan ya? Yah.. pokoknya itulah.
aku menilai seperti itu karena sebelumnya abis nonton The Dark Knight. Hahaha.
Wihh.... nggak ada apa-apanya deh!! Kalah jauuuuhhhh..... Filmnya Batman yang terakhir ini memang paling TOP. Yang belum nonton, rugi lhoo..... Hehehehehehehe

Sabtu, 16 Agustus 2008

Catatan yang Tertinggal (Hari Pertama di Israel -atau Palestina ya?)

(sebenarnya aku bingung ketika berada disana. Bingungnya itu, aku sedang berada di wilayah Israel atau Palestina. Terus Jerusalem itu ibukota Israel atau Palestina sih? Hehehe…)

Keluar dari Allenby Bridge, kami diajak makan siang di Jericho.  Guide sekaligus driver kami selama di Israel, namanya Mr. Maher. Dia orang Palestina tapi bukan pengikut Fatah, bukan pengikutnya Hamas juga. jadi orang Palestina yang ‘manut’ sama Israel.
Jericho, sebuah kota lama dan tua.Tertua di dunia malah.katanya sih... hehehe
Wilayah Jericho sebenarnya sudah diserahkan kepada Palestina, tapi tetap dikontrol oleh Israel. Jadi mau keluar masuk harus seijin Israel. Kotanya sepi. Kata Mr. Maher lagi, penduduk Jericho berbisnisnya tidak di kotanya sendiri tapi diluar Jericho. Kebanyakan penduduk situ bekerja di Jordan.
Kami makan siang di Jericho Temptation Restaurant. Masakannya pas di lidah. Mantap!! Selesai makan, kami diberi kesempatan berbelanja di toko-toko yang berada di bawah restoran -restoran ada di lantai 2. Aku dan Ibuk memilih toko yang menjual bermacam kosmetik dan sabun perawatan wajah dan tubuh dari Laut Mati.
Dari restoran kami lalu ‘diampirkan’ ke toko handicraft khas Jericho. Di toko itu, aku beli kalung manic-manik. Satu kalung 15 dolar, tak tawar 10 dolar. “Kalo boleh, aku ambil lima” kataku ke pelayannya. Dengan agak berat hati dia pun setuju. Hehehe….
Begitu tau aku udah selesai dengan kalung, pelayan yang lain mengajakku ke bagian yang lain. “Hajjah! Hajjah! Come with me…” katanya sedikit memaksa. Aku pun mengikutinya. Ternyata, dia menawari aku produk anti jerawat karena melihat jerawatku yang waktu itu memang lagi subur-suburnya. Sialan!!!
Dia berpromosi dengan menggebu-gebu dan berulang-ulang. “kalo kamu pake ini selama beberapa hari, dijamin wajahmu jadi mulus. Tak ada lagi jerawat. Bener!!”. Penasaran aku tanya harganya. "kam?" tanyaku. "35 dolar!" jawab dia.  “aaa.. its too expensive…..” kataku lagi.
“Noooo!! Not expensive!” katanya sambil lagi-lagi mengulang promosinya. Karena dia bawel nyuruh aku beli produknya, sementara aku nggak tertarik, kubilang aja “ I only have 50 dollar to pay these…” kataku sambil menunjuk lima buah kalung yang ada di dalam keranjang. Berhasill!!! Dia pun diem sambil menatapku dengan tatapan ‘Kenapa-kamu-nggak-bilang-dari-tadi-kalo-nggak-punya-uang???!!’. Hahaha!!!
Dari toko handicraft, kami meluncur ke Masjid Nabi Musa yang letaknya di tengah gurun.
Dari Masjid Nabi Musa, kami melanjutkan perjalanan ke Masjidil Aqsa.

(Hehehe... maaf ya baru keposting sekarang. lha ketlingsut je! kalo nggak diposting, eman-eman. hihihi...)

Jumat, 15 Agustus 2008

di HARAMAIN














JEDDAH, HARAMAIN, S’PORE & INDONESIA

Di Jeddah, kami menginap di Hotel Red Sea. Kami masuk ke hotel jam 1 dinihari (Kamis, 31 Juli 2008). Masuk kamar langsung lhezzzz…
Paginya, setelah selesai sarapan, aku mendengar kabar buruk. HP d’ Ova ilang!! Aduh… sedihnya. Kalo HPnya sih bisa beli lagi. tapi kenangan yang didalamnya???
Tentu saja d’ Ova shock. Sama seperti aku waktu kehilangan kamera di Jakarta.
Sabar ya dek…
Jam 12 siang kami meninggalkan hotel dan meneruskan perjalanan ke Mekah. 1 jam perjalanan kami tempuh. Airmata nggak kuasa kutahan, ketika akhirnya sampai di kota Mekkah. Terimakasih Ya Allah….
Kami berada di Mekkah selama 5 hari. Dari tanggal 31 Juli s/d 4 Agustus 2008. Kemudian, tanggal 4 Agustus siang kami meluncur ke Madinah. Di Madinah hanya 2 hari. Tanggal 6 Agustus pagi kami sudah meninggalkan Madinah.
Kami sempat menderita selama perjalanan Madinah-Jeddah. Bagaimana nggak menderita?? Suhu cuaca di Madinah 47 derajat celcius. Mobil yang kami tumpangi AC-nya bermasalah. Nggak dingin sama sekali. rasanya kayak dipanggang aja!! Berbotol-botol air kami habiskan. Malah saking panasnya, kami siram kepala kami pake air. Badanku teles gebyesss.!!
Setelah hampir 5 jam menderita, akhirnya penderitaan itu berakhir saat kami memasuki bandara Jeddah. Dingiiiin….
Di bandara, aku liat banyak TKW yang mau pulang kampong. Begitu masuk ruang tunggu, mereka langsung melepas baju Arab mereka dan menggantinya dengan baju yang –maaf- ndeso banget.
(Ada cerita lucu nih. Waktu kami naik bis yang mengantar kami sampai di tangga pesawat, ada dua TKW yang nggaya banget. Mereka jelas orang Indonesia tapi waktu nanya salah satu jamaah umroh Indonesia, mereka nanya pake bahasa Arab. Pake bahasa Indonesianya cuma dikit-dikit. Lalu mereka berdua ngobrol pake bahasa Arab lengkap dengan gaya berdecak-decak khas orang Arab. Tau apa yang mereka obrolkan? Aku juga nggak tau sih mereka ngobrol apa, tapi ada Abah -yang berdiri tepat di belakang mereka- yang bertindak sebagai translater-ku. Abah senyam-senyum ndengerin mereka ngobrol. Terus Abah mbisiki aku, “capek kerja di Arab. Kerjanya berat, gajinya sedikit!”. Oalaaah…. Ternyata itu yang diomongin tho?!! Hahaha… pantesan pake bahasa Arab. Mungkin maksudnya biar orang-orang Indonesia yang ada di dalam bis nggak paham. Mereka nggak tau kalo orang yang berdiri di belakang mereka, fasih berbahasa Arab. Hahaha ketahuan dehhh!!!! )
Di bandara Jeddah, aku ketemu Dina Lorenza dan suami barunya, Gathan. Kayaknya mereka abis umroh juga. Dina asli cuantikk!!! Nggak pake make up kecantikannya nggak berkurang. Yang agak ku herankan, yang namanya pengentin baru biasanya kan mesra terus dimanapun berada, tapi mereka nggak. Dina melenggang kangkung di depan, sementara Gathan berjalan dibelakangnya sabil membawa barang-barang. Ada apa ya?? Halllaaahhhh dasar gossip lover!!! Hihihi….
Eh ngomong-ngomong soal artes, pas lagi di Mekah, aku juga ketemu artes lho. Artes nggak begitu terkenal sih… Ferry Ardiansyah. Tau? Itu lhoo… mantan pacarnya Nirina Zubir. Masih nggak tau juga? Ya sutralah emang dia nggak terkenal-terkenal banget kok. Yang tau dia hanya orang-orang penyuka infotainment seperti diriku ini. Hahahaha!!!
10 jam perjalanan Jeddah-Singapore. Begitu sampai di Changi, aku langsung celingak-celinguk nyari free internet. Ahaaa!!! Ada!!! Langsung aku berinternet ria sama d’ Ova. Abah juga ding…. Hehehe…
Sekitar 1 jam-an kami transit di Changi. Lumayan lah… sempat ngempi bentar. :p
Dan akhirnya……. Pukul setengah empat sore Waktu Indonesia bagian Barat, kami sampai dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta. Alhamdulillah…..
Senangnya bisa kembali lagi ke tanah air tercinta.




Dari Jerusalem Menuju Jordan















Welcome to Jordan

Selesai urusan di Allenby Bridge, kami bersiap meneruskan perjalanan ke Amman. Kami dijemput guide kami untuk wilayah Amman, Mr. Ribhi Al Hindi.
Orangnya tuh lucuuuu banget! D’ Ova ngekek terus denger dia ngomong. Jadi ngomongnya tuh bahasa Inggris dicampur bahasa Indonesia. Dagelan pol pokoknya.
Sesampainya di Jordan, tempat pertama yang kami kunjungi yaitu Makam Nabi Syu’aib. Wah… masjidnya masih baru. Bau cat masih tercium dengan jelas.
Dari Makam Nabi Syu’aib kami makan siang dulu di dekat Laut Mati. Sebenarnya belum waktunya makan siang, tapi Mr. Ribhi bisa nego sama pihak restorannya. Dan kami pun dipersilahkan masuk. Hihihi…
Selesai makan, kami menuju ke Laut Mati. Puanasssssnya minta ampun. Setelah puas bermain-main dengan air, kami pun beranjak pulang. Saking panasnya cuaca dan karena hari itu aku juga agak kurang fit, aku hampir saja pingsan. Rasanya udah gelap semua. Aku pun istirahat sebentar dan tentu saja minta sama Tuhan agar diberi kekuatan. Alhamdulillah, aku kuat jalan sampai ke mobil.
Dari Laut Mati, kami melanjutkan perjalanan lagi. Tujuan kedua, Ashabul Kahfi. Cukup lama perjalanannya. 1 jam-an kayaknya. Aku nggak tau pasti soalnya begitu masuk bis, langsung nggeletak.
Begitu sampai ke lokasi Ashabul Kahfi, sebenarnya aku pengen keri saja di mobil. Tapi tak pikir-pikir, sayang banget kalo aku nggak ikutan masuk. Belum tentu aku dapat kesempatan datang ke tempat ini lagi. Akhirnya turun juga lah aku.
Tujuan berikutnya: Toko Handicraft khas Jordan, Abu Ala. Sebelum nyampe tempatnya, Mr. Ribhi bilang kalo di tempat yang akan kami datangi itu kami bisa membayar belanjaan dengan mata uang apapun. Rupiah juga bisa. wah asyik doong!!! Tapi ternyata, Mr. Ribhi cuma mengarang bebas. Ketika sampai di toko tsb, dan kami –Abah Ibuk dan aku- selesai berbelanja, pas waktunya bayar, kami tanya pake rupiah bisa kan. Dengan tegas pihak tokonya bilang nggak bisa. Selain dinar Jordan, yang bisa buat bayar di tempat itu cuma dollar dan Euro. Untung kami masih punya duit dollar meski nggak banyak. Hahaha…
Acara berikutnya, City Tour Amman. Kami diajak berkeliling kota Amman. Wah…. Kota ini bener-bener keren!! Mr. Ribhi bilang, Amman adalah kota yang benar-benar aman. No Crimes, No drugs, Ammaaaannn!!! Katanya dengan logat yang lucu sekali. Mr. Ribhi kayaknya bangga sekali dengan kota Amman ini. Dipuji-puji terus boooww…
Dia mencoba ‘menipu’ kami tapi nggak berhasil. Waktu itu dia cerita kalo  Amman punya tim basket yang hebat. Tim Basket mereka berhasil jadi juara dalam Liga Arab. Terus dia nanya ke kami; “kalian tau siapa pemain basket yang paling terkenal? Ya.. Michael Jordan! Kalian tau?? Dia itu berasal dari Jordaaaan”. Tentu saja aku protes. “NO WAYYYYYY!!!! IMPOSSIBLE!!!”  teriakku dari kursi belakang. Dia ngikik liat aku yang kelihatan nggak terima sekali. “HAHAHA…. Ya itu hanya bercanda” katanya senyam-senyum. HUHH!!! Enak aja diaku-aku!!!
Di Amman, mataku jadi seger liat rumah-rumah mewah. Nggak heran, sebagian besar penduduknya orang kaya-kaya sih!!
Selain diliatin rumah-rumah mewah, kami juga diliatin kantor kedutaan negara-negara asing yang ada di Amman. Paling gede, tentu saja kedutaan Amerika. Waktu itu aku hampir saja mengambil gambar kedutaan Amerika, untung Mr. Ribhi segera memperingatkan “Please don’t take any picture!! Mereka mengawasi kita. Kalo ketahuan kita bisa ditangkap”. Wahh… untung….
Kami juga diajak ngeliat Kedutaan Indonesia. Biasa saja sah…. Aku nggak pengen motret jadinya. Hehehe….
Acara city tour selesai, kami pun bersiap makan malam –yang kepagian. Untuk kesekian kalinya, kami diajak makan di Restoran China. Ya Allah……!!!!
Tapi untungnya masakan restoran China yang di Amman, rasanya bisa kuterima dengan baik.
Dari restoran kami segera menuju ke bandara, untuk kemudian terbang ke Jeddah.
Terimakasih Mr. Ribhi, Nice to meet you…

Bye Jerusalem!! hiks...

Hari Rabu, tanggal 30 Juli 2008, kami resmi meninggalkan kota penuh kenangan yang nggak mungkin terlupakan, Jerusalem. (sebagai catatan saja, walaupun kota ini indah tapi aku nggak akan merekomendasikan kepada siapapun untuk pergi kesana. Hehehe)
Ketika akan masuk keimigrasian, kami lihat banyak kendaraan sudah antri menungu. Mr. Maher lalu nego sama petugas di ‘check point’ itu, minta masuk duluan. Alhamdulillah berhasil. Tapi sebelumnya bis dan paspor kami diperiksa terlebih dulu. Petugas yang bagian memeriksa, cewek –cantik tentu saja!. Masak dia nanya ke Ibuk gini; “You have a gun??”. ( Ya ellaaahh neng.. buat apaan juga punya gun??).
Kami pun dipersilahkan jalan. Ternyata masih saja ada rintangan. Di depan ada satu lagi pos pemeriksaan. OH MY GOD!!!
Lagi-lagi penjaga posnya seorang cewek cantik tapi judes. Dia nanya, ada dari kami yang mengambil gambar di daerah situ nggak. Kamera kami diminta untuk dicek. Aku udah deg-degan aja, kalo kameraku ditahan, habis lah sudah! Banyak foto-foto didalamnya je. Karena memang nggak ada foto kami didaerah itu, kamera kami pun dikembalikan dalam keadaan utuh. Waktu Mr. Maher nanya, kenapa kamera dicek segala? Petugas itu bilang, ada laporan dari taksi dibelakang kami yang mengatakan kalo kami ngambil gambar. Fitnah tuh sopir taksinya. Huuuu….
( FYI, dilarang mengambil gambar di Allenby Bridge. Untung waktu itu, penyakit narsisku nggak kambuh. Biasanya hampir dimana saja, aku sempatkan berfoto-foto ria. Waktu masuk Allenby Bridge sebenarnya kamera sudah siap ditangan tapi entah kenapa waktu itu aku nggak jadi foto. Untung…. Alhamdulillah… )
Dan tibalah saatnya kami berpisah dengan Mr. Maher. Aku hampir saja nangis. Terharu gitu loh… dia bener-bener guide plus sopir yang all out. kalo nggak dibantu dia, belum tentu kami bisa sampai ke Hebron dan tempat-tempat lainnya.
Mr. Maher, Thank you so Muchh!!! GOD bless you!!
Alhamdulillah, kami keluar dari Israel dengan selamat sentosa…. THanx GOD!

di 'Holy Land'

Di Jabal Zaitun


Al Aqsa dari Jabal Zaitun

Di Masjid Sahabat Salman Al Farisi

Makam Sahabat Salma Al Farisi



Di dalammasjid Hebron

Makam Kanjeng Nabi Ibrahim






Church of The Holy Sepulchre















St. Stephen's Gate
The Church of St. Mary Magdalene





Jalan-jalan di 'Holy Land'

Hari Selasa tanggal 29 Juli 2008, kami diajak Mr. Maher menjelajahi ‘Holy Land’. Tujuan pertama adalah Jabal Zaitun. Dari atas gunung ini, kami bisa melihat pemandangan kota Jerusalem yang amazzzing banget. Halah!!
Tentu saja kami tak lupa berfoto-foto sampai blenger. Hihihi….
Tujuan kedua ke Masjid Salman Al Farisi. Jarak parkiran ke Masjid –lagi-lagi- jauh. aku diutus Ibuk protes sama Mr. Maher. Diutus bilang kalo Ibuk udah tua jadi parkirnya jangan jauh-jauh. Waktu aku sampaikan protes Ibuk, Mr. Maher bilang, bis nggak boleh parkir di area dekat masjid. Dan lagi kalo disini, kita harus mau jalan. Kalo nggak kuat, di bis saja.Iya.. ya… Oke deh Mister… Di dalam masjid Salman Al Farisi, terdapat makam Beliau. Sudah tau kan siapa Beliau ini? Ya betulll!!! Beliau adalah salah satu sahabat Nabi yang mempunyai ide membangun parit pada saat terjadi Perang Khandaq.
Tujuan ketiga: Masjid Hebron. Perjalanan menuju ke Masjid Hebron satu jam lebih dari Masjid Salman Al Farisi. Mr. Maher mengatakan kalo untuk masuk ke wilayah Hebron  nggak mudah. Kadang-kadang boleh masuk, kadang-kadang enggak. Tergantung kondisi disana. Tempat itu juga hanya diisi oleh orang-orang Yahudi. Nggak ada muslim yang tinggal disana. Waktu itupun Mr. Maher berpura-pura jadi orang Yahudi. Kalo nggak begitu nggak boleh masuk, katanya.  
Begitu sampai di Masjid Hebron, sebelum turun Mr. Maher mengajak kami semua untuk mengucap syukur. Karena ijin Allah-lah kami akhirnya bisa masuk ke wilayah ini. Alhamdulillahi Robbil ‘Alamien…
Kami tegang melihat banyaknya tentara Israel yang brejaga-jaga. Penduduk sana pun memandang kami dengan tidak ramah. Aku nggak berani tolah-toleh. Pokoknya jalan lempeng aja lah.
Oya, sama Mr. Maher kami diharuskan jalan beriringan. Nggak boleh pisah. Aduh… mau masuk masjid saja kok beratnya gini sih? Begitu pikirku waktu itu.
Karena mau sholat, jadi kami mesti wudlu dulu. Pas jalan ke tempat wudlu, aku kaget banget karena pas di depan pintu masuk tempat wudlu wanita, ada kendaraan perang –apa yang namanya? Auto tank bukan? Ya itu lah pokoknya!- yang super gede. Langsung merinding…..
Karena ketutupan kendaraan tsb, aku dan Ibuk jadi nggak bisa masuk. Akhirnya kami berdua diijinkan memakai toilet pria.
Selesai wudlu, kami siap masuk masjid. Ternyata…. Ada pemeriksaan oleh tentara Israel. Mr. Maher hampir saja esmosi karena disuruh bolak balik ngelewati alat sensor. Untung masih bisa sabar. Kalo lepas kontrol, gimana nasib kami? :p
Setelah semua orang diperiksa, gantian barang bawaan kami. Tasku berbunyi ‘Tiiiitt’. Mati aku!! Langsung deh, disuruh mbuka sama tentara Israel itu. Pas lagi meriksa tasku, tanpa sengaja tanganku nyenggol  senjata laras panjang yang dicangklong tentara tsb. Langsung dredeg se dredge-dredegnya. Aduhhh….Untung nggak ada barang-barang yang diambil. Mungkin kancing tasku yang menyebabkan bunyi ‘Tiiiiit’ tsb.
Didalam Masjid Hebron kami sowan Sayyidina Ibrahim AS. Tangis kami tumpah di depan makam Beliau. Selain itu ada juga Makam Nabi Ishaq & Makam Ibu Saroh. Kata Mr. Maher dibawah masjid itu, sebenarnya banyak makam para Nabi -karena banyak Nabi yang berasal dari Bani Israel. Tapi oleh Israel ditutup, tinggal makam-makam yang kusebutkan diatas tadi. Kami nggak berlama-lama disana –sebenarnya ingin sekali dekat terus sama Nabi Ibrahim- karena kondisi di tempat tsb tidak memungkinkan kami untuk berlama. lama. Mr. Maher meminta kami untuk segera meninggalkan tempat tsb. dan sekali lagi dia mengingatkan kami agar jalan kami nggak pisah-pisah. Dia tampak sekali ingin segera pergi dari tempat itu. ya… nggak ada yang ‘enjoy’ berada disana. Yang ada hanya tegang, tegang dan tegang.
( Oya, Masjid Hebron ‘dibagi’ dua. sebagian milik orang Islam, sebagian milik orang Yahudi. Karena Yahudi juga mempunyai keyakinan kalo Abraham itu Bapak mereka. Begitu penjelasan dari Mr. Maher. Mr. Maher juga bercerita tentang peristiwa beberapa tahun silam, dimana waktu itu orang-orang Yahudi menembaki orang-orang Islam yang sedang sholat di dalam masjid tsb. orang-orang Yahudi nggak terima kalo Bapak mereka diakui Bapak juga oleh orang-orang Islam )
Kami pun bergegas menuju bis. Oya, Ibuk kehilangan sandalnya di tempat ini. Waktu kami beritahu Mr. Maher –ketika bis sudah jauh meninggalkan Masjid Hebron, dia kaget setengah mati. Dia protes kenapa nggak ada yang ngasih tau dia waktu disana. Dia protes beberapa kali. Penyesalan tampak sekali di wajahnya. Dan diapun jadi agak BT. Kami malah jadi ngerasa nggak enak sendiri. Padahal niat kami kan cuma pengen cerita aja.
Waktu nyampe di Jerusalem lagi, Mr. Maher segera menuju ke tempat perbelanjaan. Ini nggak ada dalam jadwal tour kami. ternyata dia mau beliin Ibuk sepatu. Aku berinisiatif ikut. Maksudnya biar bisa milihke. Aku diajak masuk ke salah satu toko sepatu. Dia menunjuk salah satu high heels. Aku bilang, Ibuku nggak suka pake yang itu. lalu dia menunjuk yang lain, aku bilang enggak. Akhirnya kami pindah ke toko yang lain. dia memintaku untuk memilih satu secepat mungkin. Biar nggak wasting time. Tapi lha pie? Yang dijual di toko-toko itu, sepatu dan sandal  yang gaya-gaya, yang jelas nggak Ibuk bangett!!! Aku bilang, sandal jepit aja lah. Yang biasa aja.
Dia lalu menunjuk satu sandal. Itu kan sandal! Ambil itu saja! HAA????
Bagaimana mungkin aku ambil sandal tsb, sandal itu warnanya merah ngejreng. Ndeso lah!!! Akhirnya, aku bilang, udah nggak usah saja. Nanti saja aku cari sendiri. Akhirnya, dengan muka cemberut kami pun kembali ke bis. Pasti Mr. Maher BT abiss tuh!! Bis lalu bergerak menuju restoran tempat kami akan makan siang. Dan percaya atau tidak sodara-sodara….., kami makan di restoran China lagi!!!! Twenggg… Twengg…
Waktu nunggu makanannya datang, aku ngajak d’ Ova untuk keluar sebentar nyari sandal. Kami jalan cukup jauh –sampai ngos-ngosan- tapi sandal yang cocok buat Ibuk nggak kami temukan. Akhirnya kami kembali lagi ke restoran dengan tangan kosong.
Selesai makan, Abah langsung keluar. Aku kejar, ternyata Abah mau nyari sandal. Aku ikut nyari. Kami berjalan lebih jauh lagi. Syukur Alhamdulillah, akhirnya kami dapatkan juga sandal untuk Ibuk.
Komentar Abah: “Wah… berat juga ya tanggung jawabnya suami”. Hehehe….
Dari restoran China, kami melanjutkan perjalanan menuju Makam King David. Lagi-lagi dan lagi parkirnya jauuuuh banget. Dengan penuh perjuangan kami kuat-kuatkan berjalan. Pfuiihhhh…..!!!
Makam King David ini kayaknya ini makamnya Nabi Daud deh, tapi di dalamnya kok nggak ada tulisan Arabnya ya? Di dalam ada rak berisi kitab-kitab, kupikir Al-Quran. Waktu kuambil satu, ternyata bukan. Kuambil yang lain, eh bukan juga. Ternyata memang nggak ada Quran. Kitab-kitab itu ditulis pake bahasa Ibrani. Hurufnya aneh.
Dari makam King David, kami lanjut ke Gereja tempat kelahiran Nabi Isa. ( Church of The Holy Sepulchre ). Masuk ke Gereja, penutup kepala –khusus laki2- harus dilepas.
Setelah itu, kami sholat di Masjid Umar bin Khattab yang letaknya nggak jauh dari gereja tsb. Selesai shalat kami santai-santai di depan gereja sambil nunggu Mr. Maher datang. Mr. Maher  memberi kami waktu 1 jam untuk melihat gereja plus sholat. Dia sendiri, harus pergi sebentar untuk mengirim email untuk ngurus tiket kami ke Jordan keesokan harinya. Kami janjian ketemu di depan gereja.
Sambil nunggu dia, kami asyik melihat para turis yang berlalu lalang. Karena pas musim panas, jadi bajunya ‘open bar’ semua. Hehehe…Aku lihat setiap turis yang mau masuk gereja, mereka memakai pashmina dulu atau kalo nggak pake kaos untuk menutupI bagaian atas tubuhnya yang terbuka. Tapi begitu keluar dari gereja, ya langsung dicopot lagi. hehehe....
Satu jam berlalu dan bertemulah kami dengan guide sekaligus sopir kami tercinta, Mr. Maher. Akhirnya… acara jalan-jalan hari itu berakhir sudah. Kami pun kembali lagi ke hotel.
Mr. Maher mengingatkan kami untuk siap meninggalkan Jerusalem esok hari pukul 8 pagi…
(Sebenarnya di jadwal kami, ada acara ke Tembok Ratapan juga. Tapi karena hari itu bukan hari Sabat -hari dimana orang-orang Yahudi melakukan ritual berdoa-, kami urung ke sana. Kami kan kesana pengen liat ritual tsb )

di AL-QUDS