Rabu, 03 Januari 2018

Piknik Tahun Baru


Hari pertama di tahun 2018, kami isi dengan piknik singkat ke De Kampoeng Rembang, salah satu tempat wisata baru di kota Rembang. 


Di area De Kampoeng Rembang, nggak cuma ada kebun buah naga aja sebenarnya. Tapi ada juga kebun pepaya dan kebun terong. Tapi yang paling mencuri perhatian emang kebun buah naga-nya sih. Hehehe. 


Kami sampai di lokasi sekitar pukul delapan pagi. Udah mulai rame. Alhamdulillah cuacanya cerah banget. Tapi karena malam sebelumnya turun hujan, tanahnya ya agak njeblok-njeblok gitu. Pulang-pulang sandal bertambah tinggi tiga cm. Hahaha. 




Karena belum pernah lihat pohon buah naga sebelumnya, aku pikir cara metik buahnya ya tinggal metik gitu aja pake gunting. Ternyata enggak. Metiknya pake tang besar dan cukup ribet sih. 
Malak yang semula semangat empat lima waktu dikasih tau mau diajak metik buah naga, begitu lihat mas-masnya cukup kerepotan, jadi mundur teratur dan lebih milih bawa keranjangnya aja. Hehehe.
Mungkin dipikirnya metik buah naga itu kayak metik stroberi. Tinggal cetik kres. 😁😁

(anak-anak sedang diajari cara memetik buah naga)





Setelah keranjang terisi penuh dan puas berfoto-foto ria, kami pun pulang. Sebelum pulang, buah naga yang sudah dipetik ditimbang dulu dan lalu dibayar tentunya. Harga perkilonya lima belas ribu rupiah.




Waktu lagi ngantre, aku sempat dibikin kaget sama pengunjung lain. Ceritanya, orang itu metik buah naga sampai sebanyak 1,5 kilo. Tapi pas waktunya mbayar, masa dia ngomong “beli sekilo aja”. Laaaah, terus yang setengah kilo suruh orang lain buat beli gitu tah? 
Mestinya kan berapapun yang dipetik ya itulah yang dibayar. Jadi nggak cuma suka metiknya doang. Kalo cuma mau beli sekilo kan bisa tanya dulu ke petugasnya. “Sekilo itu kira-kira berapa buah ya?”. 
Atau kalau enggak ya dibatasi aja. Setiap pengunjung cuma boleh metik maksimal dua buah aja. 

(antre nimbang buah)

(Untuk perbandingan aja, misalnya di Kusuma Agrowisata Batu Malang, satu tiket hanya boleh memetik stroberi maksimal empat biji. Selain itu pengunjung juga mendapatkan sayuran, yoghurt, milkshake dan pancake stroberi plus boleh metik dua buah jambu di kebun jambu dan dua buah apel di kebun apel yang masih satu lokasi dengan kebun stroberi. Harga tiket masuknya 85 ribu untuk weekdays dan 95rb untuk weekend/hari libur.
Kalau di Natural Strawberry Land Lembang Bandung beda lagi. Harga tiket masuknya sepuluh ribu. Pengunjung diperbolehkan memetik stroberi sepuasnya, nanti ketika pulang baru ditimbang. Dan buah yang sudah dipetik harus dibayar semua yaa)

Mudah-mudahan kedepannya De Kampoeng Rembang makin bagus lagi ya. Syukur-syukur kalo ditambah lagi macam petik tomat, cabe, semangka, melon, duren. Eh serem kali ya kalo petik duren. 😝😝😝

Oya tips buat yang mau berkunjung ke De Kampoeng Rembang; Jangan lupa pake topi. Kalo punya kacamata hitam boleh juga dibawa. 
Yang bawa anak kecil, ada baiknya dipakein kaos lengan panjang. Apalagi yang masih gendongan. Jaga-jaga supaya kulitnya nggak tergores duri pohon buah naga.  
Buat buibu, pake sandal datar aja Bu. Kalo pake high heels takutnya njeblok ke tanah. 😝✌🏻







Selasa, 02 Januari 2018

Liburan Akhir Tahun 2017


Selesai terima rapor malak, mulai lah aku menyusun rencana liburan seadanya untuk malak. Kenapa seadanya? Ya karena aku nggak berani punya rencana muluk-muluk mengingat kondisi badan yang sedang aduhai-aduhainya. Hehehe.

Pantai menjadi tujuan liburan yang langsung terlintas di kepala. Murah meriah dan nggak terlalu jauh dari rumah. Pantai apa? Yaaaa apalagi kalo bukan Pantai Karang Jahe! 😁😁
Begitu dijanjiin mau diajak ke pantai, malak girangnya bukan main. Ditambah lagi, soulmatenya -mas Bibih- mau ke Rembang, jadilah girangnya makin menjadi. Langsung deh dia ribut nyariin mainan sekopnya. Mau untuk bikin istana pasir katanya.

Hari yang dinanti pun tiba. Selasa, tanggal 26 Desember 2017  kami menuju pantai. Sengaja berangkat pagi-pagi dengan harapan sampai di lokasi belum begitu banyak orang. Setengah tujuh pagi kami berangkat dari rumah. Dan ternyataaaa, sampai disana kami melihat beberapa bus besar sudah parkir berjejer dengan gagahnya. Mobil-mobil pribadi juga udah banyak banget. 
Sudah kadung masuk, yawis, rame pun tetep dijabanin. Anak-anak juga no problemo. 
Cuaca saat itu mendung menggantung manja. Udah deg-degan aja, kalo tiba-tiba hujan gimana ya? Alhamdulillah, sampai kami pulang semuanya aman. 

(mataharinya malu-malu)

Ada ‘insiden’ cukup memangkelkan hati saat ke pantai kapan hari itu. Jadi ceritanya, baru beberapa menit main pasir, malak kebelet pipis. Jadilah aku bawa dia ke toilet dulu sebelum wesewesewes. Ndilalah toiletnya penuh dan antrenya panjaaaang. Blaik! 
Sama petugas pantai, disaranin untuk pergi ke bangunan toilet yang baru. Udah jalan mayan jauh, lhah ternyata toiletnya masih pada digembok. Huhuhu. Balik lagi deh ke toilet yang rame tadi. Sebenarnya kran-kran di luar bisa dipakai tapi malak nggak mau. Dia maunya pipis di dalam kamar mandi. Untung lah, ada pengunjung yang berbaik hati mempersilahkan malak untuk masuk duluan. Terimakasih ya Buu..

Selesai pipis, malak pun bergabung kembali dengan saudara-saudaranya yang masih asyik bermain pasir. Sekitar setengah jam kemudian, malak nyamperin aku yang menunggu dibawah rindangnya pohon cemara. Ternyata si bocil kelaparan! Setelah bilas, bekal sarapan dari rumah pun langsung disantap sama malak. Malak tampaknya betul-betul kelaparan. Sarapannya habis dalam waktu beberapa menit saja. Padahal biasanya kalo makan sarapan dia agak lama. Hihihi. 
Malak kenyang, ganti ibunya yang laper. Melipir deh kami ke warung langganan. Emak-emaknya makan lontong pecel, bocils makan apalagi kalau bukan mie. 🤦🏻‍♀️





(muka kumus-kumus belum mandi)



Pukul sembilan lebih dikit, kami beranjak pulang. Dalam perjalanan pulang, kami melihat area sekitar pantai banyak tersebar sampah. Kebanyakan sampah bekas makanan ringan atau mie instan. Kesan kumuh sudah mulai tampak terpampang nyata. Sayang banget. Kalau nggak ada ketegasan soal kebersihan lingkungan, lama-lama nasib Pantai Karang Jahe bakalan kayak pantai satunya deh. Percuma juga jalannya dibikin bagus, fasilitas ditambah ini itu tapi kalo sampahnya dimana-mana ya buat apaaa? 

----------------------------------------------------------------------

Piknik ke Transmart Semarang, bisa dibilang piknik dadakan buat malak dan ibunya. Karena sedari awal yang punya rencana buat ke Transmart itu Mbak Iyah dan anak-anaknya. 
Karena lagi pada ngumpul di Rembang, mbak Iyah pun berinisiatif mengajak semuanya untuk ikutan piknik ke Semarang. Termasuk ngajak Mbahkung juga. 
Semula aku awang-awangen mau ikut karena sehari sebelumnya aku juga baru pulang dari luar kota. Walaupun luar kotanya nggak jauh-jauh amat sih. Hehehe. 
Aku juga sudah punya rencana mau ngelimpekan malak kalo pas saudara-saudaranya berangkat ke Semarang. Biar nggak kelayu gitu. 
Tapi melihat betapa bersemangatnya malak ketika tau saudara-saudaranya mau ke Semarang, aku jadi nggak tega. Mana dia berkali-kali bilang “aku ikut ya Bu?! Ikut ya?!” dengan mata berbinar-binar. Duuuh nak... ibumu jadi galau. 
Akhirnya, kumantapkan diri untuk ikut ke Semarang. Kebetulan juga sudah dapat lampu hijau dari dokter. Bismillah, mangkat piknik! 

Jumat sore, tanggal 29 Desember 2017 kami pun berangkat ke Semarang. Alhamdulillah, karena punya hotel langganan jadi walaupun booking hotelnya last minute tetep bisa dapat kamar. 
Perjalanan menuju Semarang cukup lancar walaupun di beberapa titik kadang padat merayap.
Sekitar jam tujuh malam kami sampai di Semarang. Langsung nyari tempat makan karena perut-perut sudah menjerit minta makan. 
Sampai di restoran, widiiiih parkirannya full! Untung masih bisa masuk walaupun harus menunggu sekitar lima belas menitan. Nunggu meja yang kosong. Hihihi. 
Alhamdulillah, setelah hampir tiga bulan, akhirnya bisa makan enak lagi di restoran. Hahaha. *norak*





Sekitar jam setengah sembilan malam, kami sampai di hotel. Walaaaah malak seneng bangetttttt!!! Iya, anak ini sudah kangen banget nginep hotel. Sebelumnya kan hampir seminggu sekali ke luar kota nderekkan Mbahkungnya. Selama hampir tiga bulan dia nggak ke luar kota. Karena Ibunya cuti dulu sementara, dia pun ikutan cuti jadi asisten. 
Aku udah ngantuk berat, pengen segera tidur tapi malak masih melek byarr. Masih asyik main sama masnya. Jam sepuluh malam baru akhirnya mau diajak bobok. 

(anteng liat mas Rooqy maen game)

Pagi harinya, seusai sarapan kami pun bersiap-siap menuju ke Transmart. Jadwal buka katanya sih jam sepuluh pagi tapi kami mau berangkat gasik biar bisa masuk duluan. Hahaha.

(sarapan dulu sebelum jalan-jalan)





Jam sembilan lebih dikit, kami sampai di lokasi. Ternyata bukanya mulai jam sembilan kok. Masih sepi, jadi enak bisa leluasa melenggang kangkung. 
Anak-anak udah nggak sabar banget pengen segera main. Yang tua-tua masih pengen cuci mata, mereka udah ribuuut aja minta ke atas. 🤦🏻‍♀️

Masuk arena bermain, mas-masnya malak langsung mencar sendiri-sendiri. Sementara malak bingung. Muterrrr aja ngeliatin permainan-permainan. Dia bingung mau main apa. Setelah dua kali muter, akhirnya dia minta naik kereta.
Dia sebenernya pengen ngajak Mbak Maiya-nya naik kereta tapi mbak Maiya nggak berani. Yawis sama Ibu thok akhirnya.

(naik kereta)

Selesai naik kereta, malak ngajak muter lagi. Dia pengen mainan yang mukul-mukul tapi pas ada orang terus. Nggak sabar ngantre, pindah deh ke permainan lempar bola basket. Karena bolanya terlalu berat untuk malak, akhirnya yang main malah mas-masnya. Malak-nya ngiprit ganti permainan lainnya. Hedeeeh.

Karena sudah mulai rame dan mungkin juga sudah bosen, malak minta turun. Total dia cuma nyobain tiga permainan aja. Amaaan lah dompet ibunya. Hihihi.
Kami pun turun ke lantai satu, bergabung dengan Mbahkung yang menunggu di salah satu kedai kopi. 




Sekitar pukul sebelas siang, kami beranjak pulang. Dalam perjalanan menuju hotel, kami mampir makan siang sekalian. Restorannya sih oke banget buat yang suka foto-foto. Banyak spot ciamik. Kalo soal masakannya, ya lumayan lah. 










Perut kenyang, hati senang dan kantuk pun datang. Hahaha.
Pukul satu siang, kami bergerak menuju hotel untuk bersiap-siap check out. Keluar dari hotel, hujan rintik-rintik turun. Karena hujan, jadinya nggak pengen mampir kemana-mana lagi deh. Langsung bablas Rembang aja. Dari Semarang sampai Rembang hujan terus sepanjang jalan. Alhamdulillah, berkah berkah...

(Maturnuwun Mbahkung, lain waktu mudah-mudahan bisa piknik asyik lagi yaaa. Amiin)