Rabu, 10 September 2008

Semut-semut kecil

Semalam ketika aku sedang duduk dibalkon atas, tanpa sengaja mataku melihat pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja, tapi entah kenapa malam itu menjadi istimewa untukku.
Aku melihat serombongan semut kecil hilir mudik di tembok. Awalnya hanya kulihat sambil lalu saja. Tapi karena penasaran dan memang dasarnya lagi kurang kerjaan, aku beranjak mendekati dan mengamati dengan seksama binatang-binatang kecil tersebut.
aku takjub ketika menyadari kalo semut-semut itu selalu berhenti jika bertemu dengan temannya yang datang dari arah berlawanan.
Ada satu semut yang aku amati terus sampai dia menghilang dari pandanganku. Subhanallah…, semut itu bener-bener selalu berhenti kalo ketemu semut lain lho!! WOow!!!
aku jadi ingin tau apa kira-kira yang mereka lakukan. Just say hello, bersalaman atau saling menanyakan kabar masing-masing ya? Apa mereka nggak capek ya selalu berhenti tiap berapa detik untuk bersalaman dengan temannya..
Ah… semut-semut itu membuatku malu. Mereka yang tidak berakal saja begitu ikhlas ‘menjaga silaturrahmi’ dengan sesama semut, walaupun silaturrahmi itu hanya berlangsung dalam waktu kurang dari satu detik –menurut itunganku nih.
Sedangkan manusia yang jelas-jelas diberi akal oleh Tuhan, banyak yang menghindari silaturrahmi bahkan ada yang memutuskan silaturrahmi dengan saudaranya sendiri.
Kadang-kadang jika bertemu kawan lama atau kenalan di jalan, aku pura-pura nggak ngelihat hanya karena malas berbasa-basi. Bahkan hanya sekedar tersenyum pun aku enggan. Ah…. Buruk sekali sikapku.
Bukan untuk membela diri ya, tapi ada beberapa orang yang omongannya sering nggak mengenakkan hati. Maksudnya mungkin bercanda tetapi tetep saja nggak enak didengar telingaku dan dirasakan oleh hatiku
Itulah mengapa aku memilih berpura-pura nggak ngelihat atau pura-pura nggak tau ketika bertemu dengan mereka.
Tapi aku menyadari, apapun alasanku, itu tetap tidak bisa membenarkan sikapku. Ah… maafkan aku Tuhan…
aku ingin sekali meniru Rasulullah yang selalu menjaga silaturrahmi. (Dalam pengajian pasanan yang sudah berjalan 10 hari, aku berkali-kali ‘ketemu’ hadis yang menjelaskan tentang ini. Mungkinkah ini ‘teguran’ untukku?)
aku ingin seperti Rasulullah yang tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan, yang selalu berbuat baik kepada siapapun -Duh… jadi inget PYSM deh! :)
Memang tidak mudah melakukan hal-hal tsb, apalagi untuk orang sepertiku. Tapi aku yakin, jika ada niat kuat, aku pasti bisa. Rasulullah kan tidak mengajarkan hal-hal yang susah. Semuanya gampang dan mudah untuk dilakukan. Tergantung kita mau atau tidak. Dan aku ingin termasuk orang yang ‘mau’. Ya Allah, kuatkanlah aku selalu…
Tak kusangka, dari hal kecil aku bisa mendapatkan sesuatu yang ‘besar’. Aku bersyukur sekali karena semalam kurang kerjaan mengamati semut-semut kecil di tembok balkon. Terimakasih ya Allah.
Terimakasih juga untuk semut-semut kecil yang ikut ‘berpartisipasi’ membuka mataku dan menyadarkanku… :)

8 komentar:

  1. silaturahmi bisa juga lewat Multiply, mbak... :)

    BalasHapus
  2. Almas cocok deh jadi penulis...ilhamnya bisa datang hanya dari melihat semut...

    BalasHapus
  3. Masak sih mbak? aih.. jadi malu.. :)

    BalasHapus
  4. ho-oh lho sist...
    kamu punya bakat nulis deh, selain bakat 'kurang kerjaan' tentunya.....
    *kabuuurrrr....*

    BalasHapus
  5. hahahaha.... nek bakat kurang kerjaan itu aku akui. hihihihi...

    BalasHapus