Jumat, 23 Maret 2012

Our Third Anniversary


Tanggal 14 Maret kemarin (yah... lagi-lagi postingan yang telat nih! hehehehe), aku dan suamiku merayakan ultah pernikahan ke 3. Alhamdulillah..
Tapi tidak seperti layaknya pasangan-pasangan lain yang merayakan ultah pernikahannya dalam suasana romantis, kami biasa saja tuh. hehehe.
Malah pada tanggal tersebut, kami berada di salah satu RS di Semarang, besuk Bulik yang sedang dirawat. Malam harinya kami meluncur ke kawasan Simpang Lima Semarang buat cari makan. Kata suami, sebenarnya sih dia mau ngajakin candle light dinner di hotel gitu. Berhubung kami sama-sama buta kota Semarang, mentok2nya ya ke Simpang Lima deh! hahahaha... alasan aja ya?? Lagian kalo diajak makan di hotel aku juga ogah. ribet ah ntar makannya kudu jaim dan pake sendokgarpupisau. males sodara-sodara :D

Kami pun mulai menyusuri trotoar sambil memilih-milih menu yang pas di hati. Bingung juga ya kalo terlalu banyak pilihan :p
Akhirnya pilihan kami jatuh pada Sop Kaki Kambing! nyam nyam nyammmm...
Karena kami bukan pasangan suami istri yang hobi mengabadikan saat-saat bersama -Halah!- jadi ya ndak ada fotonya deh! Lagipula aku termasuk narsis jaim. kalau di tempat umum nggak berani foto-foto kalo nggak   banyak temannya. Hahaha...
Ngomong-ngomong soal foto berdua. Iya lho.. aku kok jarang banget ya foto sama suami. Tapi Alhamdulillah, kemarin sempat difoto-lebih tepatnya minta difoto. hehehe- sama adik laki-lakiku tercinta.
Dan inilah satu-satunya foto kami yang diambil tgl 15 Maret, yaa..masih dalam suasana ultah penikahan ke-3. lah yaa ... hehehe.
(note: pose nggak ada mesra2nya sama sekali ya? hihihi... Thanx Mampa for the pic! love it!)

Ngomongin ultah pernikahan, aku jadi inget tahun2 kemarin. Kalo diingat, lucu tapi juga mengharukan.
Ultah pertama, suami pergi ke luar kota nemenin Abah. sementara aku ada acara idi kawinan sodara. Jadi nggak ada perayaan samsek.
Ultah kedua, waktu itu aku lagi di Surabaya. di rumah mertua tercinta. Siang-siang pas lagi nyuci, pintu kamar mandi diketuk-ketuk ma suami. 
Suami: "al.. lagi ngapain? sini keluar dulu"
aku: "lagi nyuci nih. kenapa sih?" tanyaku agak bete.
suami: "sini tho. keluar dulu!"
aku: *buka pintu kamar mandi dengan wajah cemberut karena terganggu* 
Tapii... begitu aku melihat sesuatu di tangan suami, cemberutku hilang entah kemana, berganti senyum bahagiaaa. Kami dapat hadiah kue ultah dari mbak Ienas! Awww!!! saking senengnya sampe mau nangis. Terimakasih Mbak Ienas. kuenya sangat cantik dan enyaaakkk. ini dia...


Saking excitednya aku malah cuma foto-fotoin si kue. Lupa nggak foto sama kuenya. huhuhu... 
aku seneng banget nget nget!! bahagia tingkat tinggi deh pokoknya. Tapii... rasa bahagiaku itu enggak lama. Karena beberapa waktu kemudian, aku mendapatkan kabar yang sangat menusuk hati. 
Ceritanya, abis heboh-hebohan sama si kue cantik, aku masuk kamar mau telpon mbak Ienas. mau say thanx gitu. Tapi belum sempat nelpon Mbak Ienas, ada panggilan masuk ke hpku. Kuangkat, ternyata dari dari salah satu radio di Jakarta yang mau wawancara Abah. Udah ngobrol cukup panjang lebar dengan orang radio itu, pas mau nutup telpon, dia nanya:
Orang Radio (OR): "oya mbak, kabarnya mas Ulil gimana?" 
aku: "Baik mbak. Kan dia di Jakarta" jawabku riang
OR: "Mmm... mbak almas belum dengar berita ya?" tanyanya takut-takut
perasaanku seketika itu mulai nggak enak
aku: "Berita apa ya mbak? ada apa?" tanyaku mulai agak panik
OR: "Mmm.. tapi mbak almas jangan kaget ya.. Mas Ulil dapat paket BOM" katanya pelan.
aku: "YA ALLAH! ASTAGHFIRULLAH!" teriakku tanpa sadar. Tubuhku langsung gemeteran. Pikiran sudah kacau tapi masih sempat nanya "Itu beritanya valid nggak mbak?".
OR: "Iya mbak. saya baca dari twitternya Goenawan Mohamad".
Karena tau aku lagi panik, dia pun segera minta pamit dan menutup telponnya.

Tubuh masih gemeteran hebat, aku keluar kamar dan minta ke adik ipar yang lagi liat tv untuk ganti ke chanel berita. Benar saja. Ada berita tentang BOM tersebut. Air mata sudah mulai keluar perlahan tapi ketika aku dengar suara mas Ulil lewat sambungan telpon di program breaking news stasiun tv tersebut, aku lega. Berarti mas Ulil selamat. Alhamdulillah. 
Setelah agak cukup tenang, aku mulai nelpon dan SMS ke sodara dan teman-teman. Minta doa untuk keselamatan Mas Ulil sekeluarga. Ternyata sebagian besar sodara masih belum tau. Mereka juga syok ketika aku kabari. 
Aku mencoba nelpon mbak Ienas, entah kenapa susahnya minta ampun. Pas akhirnya terhubung dan kudengar suaranya diseberang sana, aku cuma bisa bilang "Terimakasih mbak kuenya. Sampeyan gak popo?" kataku terbata.
"Iyo iyo al. Gak popo. Dongakno yo!" katanya sambil menahan tangis. Dan telpon pun terputus. Langsung deh aku nangis bombay. Kepikiran mbak Ienas dan 2 ponakanku yang di Jakarta. 
Saat itu aku merasa seperti habis diangkat tinggi-tinggi terus dijatuhkan begitu saja ke bumi. Semula bahagia lalu sedih tiada tara. Dadaku sesak. 
Tapi syukurlah, semuanya pada akhirnya baik-baik saja dan semoga selalu baik-baik saja.

Cerita ultah pernikahan ke-2 cukup dramatis juga ya? :)

Dan... di tahun ke-3 pernikahan kami ini, meski tak ada kue, tak ada candle light dinner, tak ada foto-foto mesra, tapi aku tetap dan sangat bersyukur karena Allah memberikan hal-hal indah untukku. Banyak nikmatNya yang tercurah kepadaku. Alhamdulillah.
Semoga kami selalu menjadi pasangan yang soleh-solehah :), rumahtangga kami selalu diberkahi Allah, dan jika ditahun pertama-kedua, kami belum diberi anugerah keturunan, Semoga di tahun ketiga ini Allah memberikan anugerah indahNya untuk kami. Amin amin amin..

-almas-








Tidak ada komentar:

Posting Komentar