Jumat, 01 Februari 2008

Laskar Pelangi

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Andrea Hirata
Bisa dibilang aku telat baca buku ini. Gimana nggak telat? Lha wong terbitnya udah lama tapi aku baru baca awal tahun ini. Tapi kayaknya juga nggak telat-telat banget kok! -Hloh?? Piye tho??- hehehe maksudku, Buku tersebut kan memang lagi sekarang rame diperbincangkan. Wajar dong kalo aku taunya juga baru sekarang?? *ngeles*
Seperti yang dikatakan orang-orang, buku ini memang bagus. Buku perdana karya Andrea Hirata ini bercerita tentang keikhlasan seorang guru dalam mendidik murid-muridnya. Bu Muslimah Hafsari atau biasa dipanggil Bu Mus, nama guru tersebut.
Menurut penulisnya, dia menulis buku ini ketika tau kalo Bu Mus sakit keras. Jadi, ini buku yang khusus dipersembahkan Andrea Hirata untuk guru kesayangannya itu. (aduh baiknya ya Andrea Hirata itu… ^.^ )
Baru beberapa lembar akau baca buku itu, aku udah dibikin berkaca-kaca. Gimana nggak sedih? Membayangkan seorang guru yang cemas kalo-kalo sekolah yang dicintainya akan ditutup karena murid yang mendaftar kurang satu. Oleh Dinas Pendidikan setempat, jika SD Muhammadiyah –SD tempat Laskar Pelangi bersekolah- hanya menerima murid baru kurang dari sepuluh orang, maka sekolah tertua di Belitong itu harus ditutup.
Aku nggak tega bayangin Bu Guru yang gelisah dan anak-anak yang sudah siap-siap menangis jika sekolah itu benar-benar ditutup. Karena artinya, mereka tidak akan bisa sekolah. Untungnya si Harun –seorang yang agak terbelakang mentalnya yang orangtuanya tidak mampu menyekolahkan ke SLB- datang. Harun diterima. Semua lega. Semua bisa tersenyum lagi.
Bu Mus menamai sepuluh anak itu dengan “Laskar Pelangi”, karena mereka sangat menyukai pelangi. Di sekolah mereka punya pohon favorit untuk berkumpul. Mereka tumbuh bersama-sama dan kompak.
Ada Ikal si penulis buku ini. (Kenapa ya dia dipanggil Ikal? Apa karena rambutnya yang ikal? Iya kali ya? :-P ). Ada Lintang, si anak cerdas dari keluarga nggak mampu yang mesti bersepeda sejauh 40km untuk sampai ke sekolah –bayangkan!!. Yang lucu, Bapaknya Lintang -karena nggak pernah sekolah, jadi nggak tau pensil khusus menulis itu yang mana- Beliau membelikan Lintang pensil jahit. Pensil yang satu ujungnya merah, ujung satunya lagi biru. Kasian ya?
Ada juga Sahara, anak perempuan satu-satunya dikelas yang keras kepala.
Ada Trapani yang nggak bisa lepas dari Ibunya. Diakhir cerita dikisahkan kalo nantinya si Trapani dan Ibunya masuk rumah sakit jiwa karena tidak bisa melepaskan ketergantungannya kepada satu sama lain.
Ada si Mahar, yang menyukai hal-hal yang berbau mistik. Sekolahnya sempat keteteran dan sudah hampir dikeluarkan karena dia lebih suka mempelajari hal-hal gaib daripada pelajaran-pelajaran sekolah.
Ada A Kiong. Seorang Kong Hu Cu yang nantinya masuk Islam dan menikah dengan ‘musuh bebuyutannya’ ketika di sekolah, Sahara. Yang menarik juga, sekolah anak-anak itu adalah sekolah Muhammadiyah. Tetapi mereka menerima murid yang tidak beragama Islam. (kemarin aku liat acara “Di Balik Nama” di Tranc TV yang membahas tentang Laskar Pelangi. Di acara tersebut Bu Mus menceritakan bagaiamana A Kiong bisa bertahan di sekolah Islam. Ketika itu Bu Mus bertanya kepada ayahnya “Bagaimana ini murid yang tidak Islam, apakah diajak juga ke masjid?” -mereka mempunyai kebiasaan pergi ke masjid bersama-sama. Kata Ayah Bu Mus, “kalo dia mau ikut ya tak apa. kalo tidak mau biar di sekolah saja.” Setelah ditanya ternyata A Kiong nggak mau ditinggal di sekolah. Dia minta supaya diajak. )
Trus ada Borek dan Kucai yang sama-sama susah diatur.
Ada juga Syahdan. Sama seperti Lintang, dia juga anak nelayan miskin. Syahdan lah yang menjadi ‘partner in crime’-nya Ikal ketika PDKT dengan A Ling , anak pemilik toko kelontong -yang menjual kapur tulis-langganan sekolah Muhammadiyah.
Nantinya Laskar Pelangi bertambah satu lagi anggotanya setelah masuknya Flo. Cewek tomboi anak orang kaya yang sangat susah diatur & nggak mau sekolah di ‘sekolah kota’.
Banyak pengalaman lucu dan seru yang diceritakan Andrea Hirata dalam bukunya ini. Aku paling suka pas Lintang bisa membuat guru sombong dari sekolah terkenal mati kutu. Dengan kecerdasannya Lintang bisa berdebat dengan seorang guru fisika. Kereeeeen…
Yang lucu, waktu Mahar dan Flo berserta beberapa orang lainnya yang tergabung dalam “Societeit de Limpai” –sebuah organisasi rahasia bentukan oran-orang yang percaya mistik- berjuang mati-matian untuk menemukan seorang dukun yang menjadi legenda, Tuk Bayan Tula. Dia dianggap raja ilmu gaib dan orang yang paling sakti.
Setelah melewati berbagai macam rintangan, termasuk diterpa badai besar di tengah lautan, akhirnya mereka berhasil menemukan gua tempat Tuk Bayan Tula tinggal. Mahar menyampaikan maksud kedatangan mereka untuk meminta bantuan Tuk Bayan Tula, agar Mahar dan Flo bisa lulus ujian dan nilainya bagus -tanpa belajar. Setelah itu Tuk Bayan Tula masuk ke dalam gua. Nggak berapa lama terdengar suara gaduh. Sepertinya Tuk sedang beradu dengan makhluk-makhluk gaib. Setelah selesai dan Tuk memenangkan ‘pertempuran’ itu, Tuk segera menyerahkan gulungan kertas pada Mahar. Tapi dia berpesan, kertas itu harus dibuka setelah sampai di rumah.
Mahar tidak langsung membuka kertas itu tapi dia ingin membuka kertas itu bersama teman-temannya yang lain. Keesokan harinya setelah pulang sekolah dan seluruh guru juga sudah pulang, Laskar Pelangi berkumpul untuk melihat pesan Tuk Bayan Tula. Mahar dan Flo senyum-senyum yakin. Kertas itulah yang akan menyelamatkan mereka.senyum kemenangan mengembang di wjah mereka.
Perlahan-lahan Mahar membuka gulungan kertas itu. Semua orang menunggu dengan tegang. Ketika telah benar-benar terbuka gulungannya, di kertas itu tertulis dengan jelas:

INILAH PESAN TUK-BAYAN-TULA UNTUK
KALIAN BERDUA,
KALAU INGIN LULUS UJIAN:
BUKA BUKU, BELAJAR!!

Aku langsung ngekek begitu selesai baca bagian itu. Hahaha….
Masih banyak cerita-cerita seru lainnya. Ayo yang belum baca, segera dapatkan bukunya di toko-toko buku terdekat!!! ^_^
Buku ini komplit! Ada sedihnya, terharunya, sukanya, lucunya. Wis pokoknya seru deh!!
Aku punya cerita sendiri soal buku Laskar Pelangi ini. Buku Laskar Pelangi-ku dibelikan Abah waktu Abah lagi di Semarang. Pas nyampe rumah langsung tak buka. Pas udah nyampe halaman-halaman akhir, aku kaget karena beberapa halaman terpasang terbalik. Jadi kalo mau baca musti diputer dulu bukunya. Ribet deh!!
Karena sudah sering kena ‘kasus’ buku cacat, aku jadi udah tau ‘prosedurnya’. Segera aja aku komplain ke pihak penerbit via email. langsung direspons. Waktu aku bilang mau tuker buku, sama pihak penerbitnya dibilang nggak usah. Buku yang sudah aku beli nggak perlu dibalikin ke mereka. Trus aku bilang, yang dulu-dulu tiap ada buku cacat, aku disuruh ngirim balik dulu bukunya, baru kemudain diganti dengan yang baru. Mereka bilang, “iya mba tapi nggak usah aja. Kami percaya mbak almas kok”. Aduh… aku merasa sangat dihargai sekali oleh mereka. *terharu & bahagia*.
Nggak sampai seminggu, ada paket buat aku. Pas tak buka ternyata isinya buku Laskar Pelangi yang baru plus satu buku lagi yang mereka hadiahkan buat aku sebagai tanda permintaan maaf mereka. Aduuuuuuhh….. aku tambah terharu dan bahagia. Hehehe…
Masih ada tiga buku Andrea Hirata yanga pengen aku baca. Kan tetralogi.. kalo nggak baca semuanya, rasanya ada yang kurang. Apalagi aku udah ‘dipanas-panasi’ sodara-sodaraku yang udah baca duluan. Asyiknya, buku kedua “Sang Pemimpi” dan buku ketiga “Edensor” sudah ‘on the way’. Aku sudah dibeliin Abah!!! Tinggal nunggu Abah pulang dari Jakarta. Alhamdulillah… ^.^

Foto diambil dari sini

4 komentar:

  1. Yuk yaak! Sini sayang..lempar ke sini novel Laskar Pelangi-nya! Catat dulu yes,aku nomor satu yang mu pinjem,lainnya ngantre di blakangku. Ok? (firasatku mengatakan, bakal ada yang ngatain aku ga modal ni)

    BalasHapus
  2. wis dijupi mbak Uz je. ngantri ya..

    BalasHapus
  3. Wah mba nad so last year (juga mba al ding!!). Laskar pelangi kan udah lama,masa br baca skrg???pliz deh!!!
    Sekarang tu lg musimnya Harry Potter yang ke 7 (Harry Potter and The Deathly Hallows),pgn beli tapi mahal(beliin donk mba???!!!)

    BalasHapus
  4. Biarin aja!! aku kan nggak suka Heri Kopter!! hihihi...

    BalasHapus