Sabtu, 16 Agustus 2008

Catatan yang Tertinggal (Hari Pertama di Israel -atau Palestina ya?)

(sebenarnya aku bingung ketika berada disana. Bingungnya itu, aku sedang berada di wilayah Israel atau Palestina. Terus Jerusalem itu ibukota Israel atau Palestina sih? Hehehe…)

Keluar dari Allenby Bridge, kami diajak makan siang di Jericho.  Guide sekaligus driver kami selama di Israel, namanya Mr. Maher. Dia orang Palestina tapi bukan pengikut Fatah, bukan pengikutnya Hamas juga. jadi orang Palestina yang ‘manut’ sama Israel.
Jericho, sebuah kota lama dan tua.Tertua di dunia malah.katanya sih... hehehe
Wilayah Jericho sebenarnya sudah diserahkan kepada Palestina, tapi tetap dikontrol oleh Israel. Jadi mau keluar masuk harus seijin Israel. Kotanya sepi. Kata Mr. Maher lagi, penduduk Jericho berbisnisnya tidak di kotanya sendiri tapi diluar Jericho. Kebanyakan penduduk situ bekerja di Jordan.
Kami makan siang di Jericho Temptation Restaurant. Masakannya pas di lidah. Mantap!! Selesai makan, kami diberi kesempatan berbelanja di toko-toko yang berada di bawah restoran -restoran ada di lantai 2. Aku dan Ibuk memilih toko yang menjual bermacam kosmetik dan sabun perawatan wajah dan tubuh dari Laut Mati.
Dari restoran kami lalu ‘diampirkan’ ke toko handicraft khas Jericho. Di toko itu, aku beli kalung manic-manik. Satu kalung 15 dolar, tak tawar 10 dolar. “Kalo boleh, aku ambil lima” kataku ke pelayannya. Dengan agak berat hati dia pun setuju. Hehehe….
Begitu tau aku udah selesai dengan kalung, pelayan yang lain mengajakku ke bagian yang lain. “Hajjah! Hajjah! Come with me…” katanya sedikit memaksa. Aku pun mengikutinya. Ternyata, dia menawari aku produk anti jerawat karena melihat jerawatku yang waktu itu memang lagi subur-suburnya. Sialan!!!
Dia berpromosi dengan menggebu-gebu dan berulang-ulang. “kalo kamu pake ini selama beberapa hari, dijamin wajahmu jadi mulus. Tak ada lagi jerawat. Bener!!”. Penasaran aku tanya harganya. "kam?" tanyaku. "35 dolar!" jawab dia.  “aaa.. its too expensive…..” kataku lagi.
“Noooo!! Not expensive!” katanya sambil lagi-lagi mengulang promosinya. Karena dia bawel nyuruh aku beli produknya, sementara aku nggak tertarik, kubilang aja “ I only have 50 dollar to pay these…” kataku sambil menunjuk lima buah kalung yang ada di dalam keranjang. Berhasill!!! Dia pun diem sambil menatapku dengan tatapan ‘Kenapa-kamu-nggak-bilang-dari-tadi-kalo-nggak-punya-uang???!!’. Hahaha!!!
Dari toko handicraft, kami meluncur ke Masjid Nabi Musa yang letaknya di tengah gurun.
Dari Masjid Nabi Musa, kami melanjutkan perjalanan ke Masjidil Aqsa.

(Hehehe... maaf ya baru keposting sekarang. lha ketlingsut je! kalo nggak diposting, eman-eman. hihihi...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar