Kamis, 14 Agustus 2008

'Ditahan' Israel

Hari Senin tanggal 28 Juli 2008, kami menuju Israel. Berangkat pagi dari Amman.
Perasaan tegang mulai sedikit menghinggapi aku ketika memasuki Allenby Bridge. Di tempat itulah kami diperiksa pihak imigrasi Israel.
Yang diperiksa pertama, tas-tas kami. Aman. Nggak ada bunyi ‘tiitt’ dari mesin pemeriksa. Lalu paspor kami diminta. Paspor Abah, Ibuk, Pak Joni, Pak Zawawi & Rizqi udah dikembalikan ke masing-masing orangnya. Lho?? Pasporku sama paspornya d’ O mana? Ternyata ,asih diperiksa, kami disuruh nunggu dulu. Terus nggak tau dibawa kemana dua paspor tadi.
Abah lalu bilang sama yang lain; “tau kenapa paspor dua anak ini dibawa? Karena umur-umur mereka ini umur-umurnya teroris. Jadi dicurigai. Hehehe…”.
Ah… Abah ada-ada saja deh!! Manisnya gini masak dicurigai teroris sih?? Huehehe…
Untung nggak berapa lama pasporku & d’ O dikembalikan lagi.
Lalu kami pun mengantri untuk diperiksa –lagi- paspor kami. Diperiksa petugas yang di loket-loket itu lho…
Harus sabar mengantri karena waktu itu kami bareng sama turis-turis yang jumlahnya buanyak. Karena kami rombongan kecil, jadi agak ‘dianak-tirikan’.
Sampailah giliran kami. Ditanya bisa bahasa Inggris nggak? Aku bilang aja, sedikit!! Empat orang –Ibuk, Pak Joni, Rizqi & Pak Zawawi- sudah lolos dari ‘mulut buaya’. Tinggal Abah, aku & d’ Ova. Nama kami dipanggil bergantian. Akhirnya disuruh maju ketiga-tiganya. Ditanya yang mana yang Ahmad, yang mana Muhammad. Ditanya hubungan kami apa. rupanya nama kami bertiga yang menjadi masalah. Dua petugas yang memeriksa paspor kami, geleng-geleng kepala membaca nama kami bertiga.
Nama Abah di paspor : AHMAD MUSTOFA BISRI. Namaku : ALMAS BINTI MUSTOFA BISRI (aku pake nama ini karena untuk bikin paspor musti pake nama minimal 3 kata). Nama d’ Ova : MUHAMMAD BISRI MUSTOFA. Mungkin mereka mengira kami mempermainkan mereka dengan nama-nama kami. Padahal nama-nama itu kan asli. Punyaku thok ding yang ditambahi. Hehehe…
Mereka bolak-balik memandangi wajah kami sambil mencocokkan dengan foto yang dipaspor. Kemudian mengetikkan sesuatu di kompi mereka. Nggak tau mereka ngomong apa, soalnya nggak pake bahasa Inggris. Lalu aku disuruh ngisi formulir.
Setelah itu paspor kami bertiga dibawa ke suatu ruangan dan kami disuruh duduk. Disuruh nunggu sampai ada petugas yang mendatangi kami.
Saat itu lah ketegangan benar-benar melanda kami. Tak henti-hentinya aku membaca sholawat. Satu jam berlalu, nggak ada tanda-tanda nama kami dipanggil. Lalu aku diutus Abah nanya ke petugas loket yang tadi memeriksa kami. Dengan bahasa Inggris yang acakadut –untung mereka paham- aku tanya mereka. Aku minta dikasih tau berapa lama kami mesti menunggu. Dengan angkuhnya mereka bilang dengan nada membentak “WE DON’T KNOW!!! SIT DOWN & WAIT!!!”. Wih…. Muangkel banget aku. Nanya baik-baik malah dibentak. (oya, sebagian besar petugas imigrasi adalah cewek-cewek muda nan cantik & seksi. Yang meriksa barang, meriksa paspor, ngatur antrian, semuanya cewek. Cantik-cantik tapi juteknya minta ampun. Dikepala mereka kayak ada tanduk merahnya gitu. Ilang wis ayune… nggak ada ramah-ramahnya sama sekali!!! Huhhhh!!! )
Aku pun duduk kembali. Setengah jam berlalu, masih nggak ada tanda-tanda. Aku lalu diutus ke ruangan dimana paspor kami dibawa oleh dua petugas nyinyir tadi. Begitu aku mendekati ruangan tsb, seorang petugas yang kali ini laki-laki tua,, ‘menyambutku’ dengan sikap curiga. “mau apa kamu kesini?” tanyanya. “pasporku tadi dibawa kesini. Aku cuma pengen tau berapa lama kami mesti menunggu” jawabku.
“kami nggak tau. Duduk dan tunggu saja disana!” katanya sambil menunjuk kursi yang kududuki tadi.
“tapi Ibuku sudah diluar” balasku ngeyel sambil menunjuk Ibuk dan rombongan yang sudah berada di luar.
“Iya!! Tapi kami nggak tau sampai kapan kamu ada disini. Semua tergantung hasil pemeriksaan yang sekarang sedang dilakukan. Nggak ada yang bisa kamu lakukan disini. Yang bisa kamu lakukan hanyalah duduk dan menunggu. Oke??!!!” . lalu dia pun memerintahku untuk duduk lagi.Setaaaannnnn!!!
Kami pun menunggu dengan tegang. Bisa nggak ya paspor kami lolos? Lalu tiba-tiba datang 3 petugas ke arah kami. Satu perempuan, dua laki-laki. Kami ditanya, sebelum ke Israel ke mana saja, terus di Israel mau berapa hari, abis dari Israel mau kemana, di Israel nginapnya dimana. Setelah bertanya macam-macam, Abah lalu diajak pindah –menjauhi aku & d’ Ova. Setelah beberapa menit, Abah 'dikembalikan' lagi kepadaku & d' Ova, lalu mereka meninggalkan kami dan menyuruh kami tetap menunggu. Asem ik!!! Kirain udah boleh keluar...
Kami menunggu lagi hampir setengah jam-an dan akhirnya, Alhamdulillaaah….!!! Setelah dilanda ketegangan & ketakutan yang amat sangat selama lebih dari 2 jam, akhirnya kami dibolehkan keluar. Lolooooos!!!
Alhamdulillah............. Terimakasih Tuhan……

6 komentar:

  1. ceritanya seru juga hehe jadi inget kejadian umroh sekeluarga dan beberapa keluarga dari medan pakai jasa travel kita juga dari Amman mau main2 ke Israel tapi sama pemimpin rombongan sudah di bilang kalau di tanya ada yang bisa bawa english ngak jawab geleng2 aja dan bilang dengan bahasa indonesia maaf kami tidak mengerti .pasalnya untuk keamanan dan kalau jawab bisa bahasa english entar di dudukin just di tanyain tentang politik di indonesia dan gimana soeharto bisa jatuh dari rezim nya hehehe terus lucunya dari salah satu rombongan kita si kakek salah bawa tas yang kebawa tas oleh2 habis dari umroh isinya henna ( pacar bubuk) ama itu israel di cium di cicipin di lidahnya takut di kirain heroin huahuah lucu deh terus rombongan yang satu gara2 bawa kamera handycam kebesaran di tahan untung papa bawa camera handy nya kecil jadi kagak kelihatan itu camera handy kayak kamera aja sepintas dan alhamdulilah kita bebas dari pemeriksaan begitu nyampe di bus langsung di bawa lunch ke Jericho dan dari sana di bawa buat liat mesjid yang tahun 1997 kalau kagak salah yang 100 orang mati tertembak pas sembahyang kita sholat di sana ya Allah yang ada kita sholat di sebelah kita tentara dengan senapan laras panjang ready mungkin mereka takut kita mau bom bunuh diri seperti jihat gitu serem tapi kenangan indah mana bisa lihat masjidil AL AQSA dan makam2 para nabi lumayan kita 3 hari di israel dan setelah kita keluar dari israel eh border di tutup karena di jalur Gaza perang besar untung kita dah pada keluar yang ada turis2 eropa pada berlarian di tempat pemeriksaan untuk bisa keluar dari israel :D and salam kenal dari kami di Lahore Pakistan

    BalasHapus
  2. walah kok nggak enak banget ya Al?....mungkin mereka curiga karena namannya yang mirip2 kali ya?

    BalasHapus
  3. salam kenal juga ... seru juga ceritanya. hehehe...

    BalasHapus
  4. iya mbak, aku nggak akan merekomendasikan negara ini untuk berlibur. hehehe,....

    BalasHapus
  5. hiii, ngeri juga ya? kalo aku ikut, jangan2 dah pingsan tuh saking takutnya! heehhh

    BalasHapus