Jumat, 15 Agustus 2008

Welcome to Jordan

Selesai urusan di Allenby Bridge, kami bersiap meneruskan perjalanan ke Amman. Kami dijemput guide kami untuk wilayah Amman, Mr. Ribhi Al Hindi.
Orangnya tuh lucuuuu banget! D’ Ova ngekek terus denger dia ngomong. Jadi ngomongnya tuh bahasa Inggris dicampur bahasa Indonesia. Dagelan pol pokoknya.
Sesampainya di Jordan, tempat pertama yang kami kunjungi yaitu Makam Nabi Syu’aib. Wah… masjidnya masih baru. Bau cat masih tercium dengan jelas.
Dari Makam Nabi Syu’aib kami makan siang dulu di dekat Laut Mati. Sebenarnya belum waktunya makan siang, tapi Mr. Ribhi bisa nego sama pihak restorannya. Dan kami pun dipersilahkan masuk. Hihihi…
Selesai makan, kami menuju ke Laut Mati. Puanasssssnya minta ampun. Setelah puas bermain-main dengan air, kami pun beranjak pulang. Saking panasnya cuaca dan karena hari itu aku juga agak kurang fit, aku hampir saja pingsan. Rasanya udah gelap semua. Aku pun istirahat sebentar dan tentu saja minta sama Tuhan agar diberi kekuatan. Alhamdulillah, aku kuat jalan sampai ke mobil.
Dari Laut Mati, kami melanjutkan perjalanan lagi. Tujuan kedua, Ashabul Kahfi. Cukup lama perjalanannya. 1 jam-an kayaknya. Aku nggak tau pasti soalnya begitu masuk bis, langsung nggeletak.
Begitu sampai ke lokasi Ashabul Kahfi, sebenarnya aku pengen keri saja di mobil. Tapi tak pikir-pikir, sayang banget kalo aku nggak ikutan masuk. Belum tentu aku dapat kesempatan datang ke tempat ini lagi. Akhirnya turun juga lah aku.
Tujuan berikutnya: Toko Handicraft khas Jordan, Abu Ala. Sebelum nyampe tempatnya, Mr. Ribhi bilang kalo di tempat yang akan kami datangi itu kami bisa membayar belanjaan dengan mata uang apapun. Rupiah juga bisa. wah asyik doong!!! Tapi ternyata, Mr. Ribhi cuma mengarang bebas. Ketika sampai di toko tsb, dan kami –Abah Ibuk dan aku- selesai berbelanja, pas waktunya bayar, kami tanya pake rupiah bisa kan. Dengan tegas pihak tokonya bilang nggak bisa. Selain dinar Jordan, yang bisa buat bayar di tempat itu cuma dollar dan Euro. Untung kami masih punya duit dollar meski nggak banyak. Hahaha…
Acara berikutnya, City Tour Amman. Kami diajak berkeliling kota Amman. Wah…. Kota ini bener-bener keren!! Mr. Ribhi bilang, Amman adalah kota yang benar-benar aman. No Crimes, No drugs, Ammaaaannn!!! Katanya dengan logat yang lucu sekali. Mr. Ribhi kayaknya bangga sekali dengan kota Amman ini. Dipuji-puji terus boooww…
Dia mencoba ‘menipu’ kami tapi nggak berhasil. Waktu itu dia cerita kalo  Amman punya tim basket yang hebat. Tim Basket mereka berhasil jadi juara dalam Liga Arab. Terus dia nanya ke kami; “kalian tau siapa pemain basket yang paling terkenal? Ya.. Michael Jordan! Kalian tau?? Dia itu berasal dari Jordaaaan”. Tentu saja aku protes. “NO WAYYYYYY!!!! IMPOSSIBLE!!!”  teriakku dari kursi belakang. Dia ngikik liat aku yang kelihatan nggak terima sekali. “HAHAHA…. Ya itu hanya bercanda” katanya senyam-senyum. HUHH!!! Enak aja diaku-aku!!!
Di Amman, mataku jadi seger liat rumah-rumah mewah. Nggak heran, sebagian besar penduduknya orang kaya-kaya sih!!
Selain diliatin rumah-rumah mewah, kami juga diliatin kantor kedutaan negara-negara asing yang ada di Amman. Paling gede, tentu saja kedutaan Amerika. Waktu itu aku hampir saja mengambil gambar kedutaan Amerika, untung Mr. Ribhi segera memperingatkan “Please don’t take any picture!! Mereka mengawasi kita. Kalo ketahuan kita bisa ditangkap”. Wahh… untung….
Kami juga diajak ngeliat Kedutaan Indonesia. Biasa saja sah…. Aku nggak pengen motret jadinya. Hehehe….
Acara city tour selesai, kami pun bersiap makan malam –yang kepagian. Untuk kesekian kalinya, kami diajak makan di Restoran China. Ya Allah……!!!!
Tapi untungnya masakan restoran China yang di Amman, rasanya bisa kuterima dengan baik.
Dari restoran kami segera menuju ke bandara, untuk kemudian terbang ke Jeddah.
Terimakasih Mr. Ribhi, Nice to meet you…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar