Rabu, 13 Agustus 2008

Full Day Tour di Mesir

Hari Sabtu, tanggal 26 Juli 2008, kami mulai acara jalan-jalan pukul 10 pagi waktu Mesir. Tujuan pertama, ke Museum Mesir. Di Museum Mesir terdapat lebih dari 2500 benda-benda peninggalan sejarah. Mulai patung yang super gede, peti mati-peti mati para raja, ratusan perhiasan, alat-alat perang sampai mumi juga ada. Nggak semua benda-benda di museum itu aku liat. Tempatnya luas banget plus penuh sesak dengan turis dari berbagai negara.
Pas saatnya liat mumi, aku sebenarnya nggak pengen masuk. (mumi-mumi ditaruh diruangan tersendiri). Selain udah pernah liat –pas tahun 2004 kemarin- aku juga merinding kalo harus melihat mumi-mumi yang terbaring mengerikan. Tapi karena sudah terlanjur dibelikan tiket sama guide-nya, mau nggak mau aku ikut masuk juga. Sayang kalo tiketnya nggak dipake. Mahal je!
Dan…. Akhirnya, kulihat lagi sosok-sosok tak bergerak nan menyeramkan itu. Hiii…..
( Saat liat mumi itu, aku langsung keinget Iben. Pasti Iben seneng kalo diajak liat mumi. Dia kan suka sama hal-hal yang berbau-bau kuno (baca:sejarah). Tapi aku nggak yakin dia bakalan berani lama-lama. Secara dia agak penakut gitu. Hehehe….)
tapi yang masih penasaran pengen tau wujudnya mumi kayak apa, liat aja di sini
Sayang di dalam museum, dilarang mengambil gambar. Sebelum masuk, kamera harus dimasukan ke safety box yang ada di luar museum. jadi ya nggak ada poto-potonya deh!
Dari Museum Mesir, kami melanjutkan perjalanan ke Makam Syaikh Imam Syafi’I & Syaikh Zakaria Al-Anshari.
Alhamdulillah, ini kedua kalinya aku sowan. Dan perasaanku begitu masuk area makam itu tetap sama seperti perasaanku empat tahun yang lalu. Miris. Makam yang terdapat di dalamnya masjid, berada di lokasi perkampungan kumuh. Begitu turun dari bis, kami disambut oleh para pengemis. Sebelum turun, oleh guide kami, kami disarankan untuk tidak usah membawa tas. Barang-barang ditinggal di dalam bis saja. 
Sungguh miris melihat kondisi masjid Imam Syafi’i. kesan kumuh langsung tertangkap begitu kita menginjakkan kaki di dalamnya. Benar-benar memprihatinkan. padahal ini kan makam salah seorang tokoh besar Islam. kenapa tidak diurus dengan sebaik-baiknya?
Selesai tahlil, dengan agak terbata-bata, Abah ndawuhi kami semua. “kita tau najis, tau caranya sholat, puasa dan segala macem dari Beliau ini. Beliau ini lah yang mengajarkan kepada kita semua. Kita tidak mendapat langsung dari Rasulullah tapi dari Beliau”. Mendengar kata-kata Abah, aku nggak kuasa menahan tangis. Tangis bahagia karena aku bisa sowan langsung, sekaligus tangis sedih karena memikirkan kondisi sekitar makam yang membuat miris hati.
Beberapa meter dari makam Syaikh Imam Syafi’i, ada makam Syaikh Zakaria Al-Anshari. Lebih parah lagi, karena di dekat makam Beliau ada tumpukan sisa potongan-potongan karpet.. ruangan itu jadi semacam gudang. Bayangkan!!! T_T
Selesai ziarah, Abah dan Ibuk memisahkan diri dari rombongan karena harus menghadiri Konferensi NU Cabang Istimewa Mesir.
Selanjutnya, kami menuju ke restoran China untuk makan siang. Aku nggak tau kenapa pihak travel kami di Mesir suka sekali dengan yang namanya resto China. Aku sungguh tersiksa makan di resto China. Selain masakannya yang nggak jelas kemana arahnya, aku juga benci karena ada benda yang bernama sumpit!! Aaarrrgghhh!!!!
Akhirnya kupaksa-paksakan diriku menelan masakan-masakan yang rasanya –menurutku- aneh bin ajaib.
Acara berikutnya, melihat Masjid Mohammad Ali dan benteng Shalahudin.
Bangunan masjidnya sungguh keren dan WOW!!!! Setiap sudut oke. Aku bilang sama d’ Ova; “dek, tempat ini dipake buat foto pre wedding pasti oke ya? hehehe”.
Rencana kami mau sholat dhuhur sekalian di masjid ini. Tapi ternyata eh ternyata, masjid ini sudah nggak dipake lagi buat sholat. Sekarang sudah jadi salah satu obyek wisata. Pantesan banyak turis - yang jelas sekali bukan muslim- datang ke masjid ini. Tapi tetep ada aturan buat yang datang berkunjung. Pengunjung yang pake celana pendek. Rok mini, baju you can see atau tank top, dikasih jubah penutup sama petugas masjid. Untuk menghormati masjid ini tentunya.
Berjalan beberapa meter dari masjid, kita bisa langsung ke benteng Shalahudin. Tapi berhubung panas dan capek, kami hanya liat bagian belakangnya saja. Aku juga nggak ngotot pengen naik atau liat bagian depannya. Udah pernah liat sih! Hehehe…
Tujuan kelima: makam sayyidatina Zainab. Kami hanya berdoa dari atas bis dikarenakan kondisi sekitar yang ruamenya nggak karuan. Maklum hari itu pas perayaan maulid Beliau. Suasananya kayak pasar malam gitu deh..
Dari sana, kami melanjutkan perjalanan ke pusat perbelanjaan Khan El Khalili. Tapi sebelum belanja belanji, kami sholat dulu di masjid Azhar. Selesai sholat, kami pun siap berbelanja. Ramenya dan sesaknya…….
Di tempat ini, aku cuma belanja T-Shirt buat ponakan-ponakan. (Iben. Billy,  maaf ya kalian nggak kebagian. Bukannya nggak sayang, tapi waktu itu aku cuma bawa duit 100 pounds. Enam buah T-Shirt abis 90 Pounds. Duit tinggal 10 Pounds. Mau beli T-Shirt buat sendiri, nggak cukup duitnya! Hehehe… ).
Puas liat-liat, kami berhenti di warung minuman sembari nunggu Abah Ibuk yang mau nyusul kami. Banyak turis lalu lalang yang ternyata juga nggak pada belanja. Hihihi…
Akhirnya…. Menjelang maghrib, acara jalan-jalan kami hari itu pun berakhir.
Kami kembali ke hotel untuk istirahat sebentar. Istirahat Cuma sekitar dua jam-an, kami mesti keluar lagi untuk makan malam. Kami dibawa ke restoran China -lagi!!! OWWWW.EMMMM.JIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!



10 komentar:

  1. gayane rek! bikin ngiri aja. terus aku kapan kesananya dong, dik? smpyn dah dua kali lho!

    BalasHapus
  2. inilah keuntungan jadi anak yang masih single. jadi gampang 'dicangking'. hahaha....

    BalasHapus
  3. hahahahag..
    masakan cina lagi, masakan cina lagi...

    BalasHapus
  4. kalau di sini masakan China-nya relatif bisa dinikmati lo....kenapa di situ gak enak ya?

    Lagipula, kenapa gak usul aja sama tour guide-nya..minta makan di tempat lain..

    BalasHapus
  5. bukan iben dan billy yg marah, tp emaknya hihihi...

    BalasHapus
  6. mereka mana mau rugi. kan itu udah pesen sebelumnya. jd begitu kami datang, makanan langsung dikeluarkan. jadi nggak bisa milih....

    BalasHapus
  7. Wah, aneh juga ya, jauh2 ke Egypt, makannya masakan China mulu!

    BalasHapus
  8. Hehe2 .. mungkin dikira orang asia ... makane di anggep orang china
    mirip nggak ya ? kok nggak sekali2 nengok2 warung indonesia di sekitar PCI NU Mesir kan banyak sekali .. atau minta katering delivery masakan indo

    BalasHapus
  9. udah diatur sama travelnya mas. jadi nggak bisa minta macam2. hehehe...

    BalasHapus